News
Senin, 18 Desember 2017 - 21:00 WIB

Jokowi Dorong Mahasiswa Jadi Pebisnis Digital, Ini Insentifnya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Putra ketiga Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep (paling kiri), saat mempromosikan start up miliknya madhang.id di Balai Kota Semarang, Senin (11/12/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Presiden Jokowi mendorong mahasiswa dan anak muda menjadi wirausahawan dan pebisnis di era digital.

Solopos.com, JAKARTA — Dalam rangka mendorong munculnya wirausahawan baru, pemerintah kembali menggelar forum bincang-bincang edukatif Entrepreneurs Wanted! (EW!). Acara kali ini dilaksanakan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (18/12/2017).

Advertisement

Ajang yang dihadiri ribuan pemuda ini mempertemukan wirausahawan sukses dengan generasi muda yang masih merintis usaha. Pemerintah berupaya merangsang pertumbuhan wirausahawan, terutama di ranah industri digital.

Hal ini sesuai cita-cita Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia dengan valuasi industri mencapai US$130 miliar pada 2020. Menurut Presiden Jokowi, Indonesia memiliki semua potensi yang diperlukan untuk dapat menjadi pusat kekuatan ekonomi digital di Asia.

“Saat ini adalah peluang anak muda untuk masuk ke ruang bisnis yang sangat besar,” ujar Presiden dalam siaran pers.

Advertisement

Jokowi berpesan kepada para lulusan Perguruan Tinggi (PT) untuk merubah paradigma, kelak setelah lulus tidak hanya jadi pegawai. Namun juga mampu membuka lapangan kerja. Ia yakin pertumbuhan wirausahawan muda akan meningkat, karena kini anak muda lebih kreatif, sehingga dapat menjadi modal untuk menjadi wirausahawan tangguh.

Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), jumlah wirausahawan pada 2017 baru mencapai 3,31% dari jumlah penduduk Indonesia, sementara standar Bank Dunia adalah 4%. Dibandingkan dengan negara ASEAN lain, jumlah wirausahawan Indonesia juga lebih kecil, misalnya Singapura (7%), Malaysia (5%), dan Thailand (4,5%), serta tidak berbeda jauh dengan Vietnam (3,3%).

Senada dengan Presiden, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir juga mengungkapkan optimismenya terhadap geliat wirausahawan muda Indonesia. Kemenristekdikti telah mendanai banyak mahasiswa yang berminat menjadi wirausahawan baru mulai dari Rp5 juta hingga Rp50 juta.

Advertisement

“Kami mengadakan lomba mahasiswa. Mereka membuat business plan, bagaimana mengoperasikan business plan, kemudian mereka menyiapkan kebutuhan bisnis, seperti investasi berupa alat dan modal kerja. Untuk investasi, kami beri pinjaman berupa modal bergulir,” jelas Nasir.

Kemenristekdikti juga melakukan berbagai upaya lain untuk menumbuhkan wirausahawan muda, antara lain Pendanaan kepada Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). “Tahun ini PPBT berjumlah 661 perusahaan, tahun depan targetnya 800 perusahaan,” ungkap Nasir optimistis. Pada 2019, PPB ditargetkan meningkat hingga seribu perusahaan.

Kemenristekdikti juga memungkinkan PT membuka Program Studi (Prodi) kekinian, yang dapat menjawab tantangan perkembangan zaman. Lulusan Prodi kekinian ini diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru. “Kita buka beberapa Prodi di bidang ekonomi kreatif, salah satunya animasi.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif