SOLOPOS.COM - Beberapa pembeli tampak sedang memilih produk oleh-oleh bakpia di salah satu toko oleh-oleh di Jalan Mataram, Minggu (17/12). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)
Penjualan oleh-oleh tak lagi seramai tahun-tahun sebelumnya
Harianjogja.com, JOGJA-Lesunya daya beli masyarakat di sepanjang tahun ini membuat pedagang oleh-oleh di kawasan Jalan Mataram tidak menaikkan stok. Namun, kenaikan penjualan pada hari libur Natal dan Tahun Baru diperkirakan akan meningkat hingga 50%.
“Saya tidak menyetok banyak, kalau habis baru ambil lagi karena cenderung sepi pembelinya,” ujar Dasriati salah satu pemilik toko oleh-oleh Gus Djat di kawasan ini saat ditemui Harian Jogja, Minggu (17/12/2017).
Sejak dulu, kawasan Jalan Mataram sudah terkenal sebagai salah satu pusat oleh-oleh yang berlokasi tak jauh dari kawasan Malioboro. Namun, diungkapkan Dasriati, penjualan oleh-oleh tak lagi seramai tahun-tahun sebelumnya. Selain semakin ramainya bisnis oleh-oleh, daya beli masyarakat juga kian menurun.
“Lama-kelamaan penjualan [oleh-oleh] tidak lagi seramai tahun-tahun sebelumnya. Namun, kami masih punya banyak pelanggan yang selalu pesan oleh-oleh,” ungkap Dasriati.
Bakpia masih menjadi buah tangan favorit dan banyak dibeli para pelancong. Dasriati mengungkapkan, harga satu kardus bakpia yang dijualnya beragam, mulai dari Rp20.000 hingga paling mahal Rp46.000. Namun, kebanyakan konsumen lebih memfavoritkan bakpia dengan harga paling ekonomis yakni berkisar antara Rp20.000 sampai Rp25.000.
Selain bakpia, jajanan oleh-oleh yang digemari yakni yangko dan geplak asal Bantul. Pada libur akhir tahun ini, Dasriati memperkirakan penjualan oleh-oleh di tokonya akan meningkat hingga 50%. “Meski sekarang setiap libur akhir pekan sepi pembeli, biasanya saat libur Natal nanti akan banyak yang borong [oleh-oleh] dan penjualan naik,” imbuhnya.