Soloraya
Senin, 18 Desember 2017 - 19:35 WIB

Hasil Rontgen Pasien RSD Bagas Waras Klaten Tertukar, Kok Bisa?

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lagimin, 69, menunjukkan hasil rontgen Tuminah Hadi, warga Desa Jotangan, Bayat, Klaten, di rumahnya, Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, Klaten, Senin (18/12/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Seorang pasien RSD Bagas Waras Klaten membawa  pulang hasil rontgen yang tertukar dengan milik orang lain.

Solopos.com, KLATEN — Hasil rontgen pasien Rumah Sakit Daerah (RSD) Bagas Waras Klaten atas nama Tuminah, 69, warga Dukuh Gentan RT 017/RW 008, Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, tertukar dengan hasil rontgen pasien lain.

Advertisement

Pasien lain itu kebetulan memiliki nama yang sama yakni Tuminah Hadi, warga Dukuh Jotangan RT 002/RW 004, Desa Jotangan, Bayat. Namun, saat dimintai konfirmasi, Tuminah Hadi malah membawa hasil rontgen atas nama Tuginem, warga Desa Pandes, Kecamatan Wedi.

Hasil rontgen milik Tuminah pun hingga kini belum diketahui keberadaannya. “Saya tahunya pas sudah di rumah. Dikiranya kata “Hadi” itu kode. Tapi ternyata nama orang,” kata Sarwidi, 40, anak Tuminah yang ditemui wartawan di rumahnya, Senin (18/12/2017).

Advertisement

Hasil rontgen milik Tuminah pun hingga kini belum diketahui keberadaannya. “Saya tahunya pas sudah di rumah. Dikiranya kata “Hadi” itu kode. Tapi ternyata nama orang,” kata Sarwidi, 40, anak Tuminah yang ditemui wartawan di rumahnya, Senin (18/12/2017).

Tuminah awalnya mengeluhkan sakit pada Minggu (10/12/2017) pagi. Ia lantas berobat ke RSD Bagas Waras. Di sana, Tuminah dinyatakan tak perlu mondok. Ia pun pulang.

Pada Minggu malam, Tuminah mengeluhkan sakit di perut dan pinggang. Ia kesulitan kentut, buang air besar, maupun buang air kecil.

Advertisement

Pada Senin (11/12/2017), Tuminah menjalani proses rontgen untuk menunjang diagnosis dokter. “Kata dokter sakitnya kencing manis. Tapi, sebelumnya sempat cek gula darah hasilnya normal,” imbuh Lagimin, 69, suami Tuminah.

Lagimin tak mengetahui apakah hasil rontgen yang dibawanya itu dijadikan acuan diagnosis atau tidak. Yang ia tahu, istrinya kini hanya bisa berbaring dan kesulitan berjalan. Padahal, sebelum ke RSD, Tuminah bisa berjalan.

“Kondisinya malah memburuk. Sekarang enggak bisa jalan. Saya hanya berharap hasil rontgen istri saya bisa ketemu,” ujar dia.

Advertisement

Lagimin belum melaporkan hal itu ke manajemen RSD Bagas Waras. Ia berencana ke RSD itu pada Rabu (20/12/2017) sekalian periksa ke RS.

Saat dimintai konfirmasi, Direktur RSD Bagas Waras, Limawan Budiwibowo, mengaku menerima kabar hasil rontgen tertukar itu melalui media sosial. Namun, ia belum bisa memverifikasi siapa identitas pasien dimaksud.

“Di media sosial hanya disebut A, B, dan C. Kami belum bisa memverifikasi karena belum mendapatkan identitasnya,” kata dia didampingi Kasi Hukum dan Informasi RSD Bagas Waras, Rahayu Purwanti, di kantornya, Senin.

Advertisement

Bahkan, manajemen sempat mendapatkan nomor ponsel salah satu pasien dari admin media sosial tersebut. Saat dibubungi, nomor itu tak tersambung. Lalu, dihubungi kali kedua tersambung namun tak ada respons.

Setelah mengetahui identitas pasien, RSD Bagas Waras menerjunkan tim ke lapangan untuk memverifikasi persoalan itu. Ia menduga tertukarnya hasil rontgen pasien karena pegawai kelelahan lembur mempersiapkan akreditasi belum lama ini.

“Ini menjadi bahan perbaikan bagi kami dalam memberikan pelayanan,” kata Limawan.

Hasil rontgen, lanjut Limawan, hanya menjadi penunjang dalam penegakan diagnosis. Diagnosis dokter dilakukan melalui pemeriksaan analisis, fisik diagnostik, hasil laboratorium, dan CT Scan.

“Rontgen bukan penentu pokok, hanya penunjang penegakan diagnosis oleh dokter,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif