Jogja
Minggu, 17 Desember 2017 - 21:20 WIB

Lahan Lembab, Petani Sleman Disarankan Terapkan Jajar Legowo

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertanian. (JIBI/Solopos/Dok)

Kelembaban tinggi memunculkan potensi Wereng Batang Cokelat (WBC) yang akan menyerang tanaman

Harianjogja.com, SLEMAN-Siklon Tropis Cempaka beberapa waktu lalu diperkirakan mengganggu produktivitas pertanian di sejumlah daerah di DIY. Sistem jajar legowo 2:1 disarankan menjadi solusi tanam bagi lahan pertanian yang lembab pascabadai tersebut.

Advertisement

Kelembaban tinggi memunculkan potensi Wereng Batang Cokelat (WBC) yang akan menyerang tanaman. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Andriko Noto Susanto mengatakan, diperlukan upaya penyelamatan produksi padi DIY, salah satunyua untuk mempertahankan swasembada padi nasional sejak 2016 lalu.

“Selain menimbulkan puso, genangan air selama beberapa hari akibat siklon juga menyebabkan tingginya kelembaban, penyakit tanaman berkembang semakin cepat,” katanya, Minggu (17/12/2017).

Sejumlah jurus penangkal gangguan pertanian bisa diterapkan salah satunya dengan memilih varietas yang sesuai serta pengaturan jarak tanam sistem jajar legowo 2:1. Hal itu secara otomatis akan mengurangi kelembaban pada sawah. Varietas padi yang bisa digunakan ialah Inpari 31 dan Inpari 33. Selain itu, perlu dilakukan pula pembersian rumput karena hamparan sawah bebas rumput akan berkurang kelembabannya.

Advertisement

Kemudian, harus dibentuk regu pengamat WBC yang terdiri dari petani untuk mengatahui serangannya sejak dini. Semakin awal diketahui maka pengedaliannya bisa lebih baik sehingga padi bisa diselamatkan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY sendiri bersama dengan kecamatan juga telah melatih sejumlah petani untuk melakukan pengamatan. Petani juga dilatih mendeteksi tanaman padi yang terserang virus yang menyebabkan, yang ditularkan oleh WBC.

Kepala BPTP DIY Joko Pramono mengatakan antisipasi ini dilakukan untuk menyelamatkan produksi padi di DIY meski banyak lahan pertanian yang tergenang banjir akibat Siklon Tropis Cempaka beberapa waktu lalu. “Kita dampingi, bagaimana petani secara terpadu menghadapinya dan punya ilmu, terakit WBC yang muncul ketika kelembaban tinggi dan hujan terus-menerus, jika tidak ditangani secara cepat akan terganggu” katanya.

Badai beberapa waktu lalu itu menyebabkan kerusakan tanaman pertanian di Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kulonprogo. Joko mengatakan, petani sudah mulai bisa menanam kembali sawah yang rusak dengan yang baru, tetapi masih menghadapi lahan yang basah. Apalagi, jika didasarkan pada data Dinas Pertanian DIY per November lalu, puso pada tanaman padi adalah seluas kurang lebih 650 ha.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif