Jogja
Jumat, 15 Desember 2017 - 10:40 WIB

Persaingan Hotel di Jogja Makin Sengit

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Hotel di Jogja masih laris.

Harianjogja.com, JOGJA–Dunia pariwisata DIY selama 2017 menunjukkan geliat kemajuan kendati suasana ekonomi masih belum stabil. Hotel bintang lima yang memiliki grade harga paling tinggi pun masih jadi andalan meski rata-rata okupansinya kurang dari 80%.

Advertisement

Public Relations Royal Ambarrukmo Hotel, Khairul Anwar mengatakan, sampai Kamis (14/12/2017), rata-rata okupansi hotel bintang lima di daerah Ambarrukmo ini adalah 74%. Selama setahun terakhir, katanya, dominasi market adalah dari domestik yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Sumatera, dan Kalimantan. Sementara jika dilihat dari Segmennya, urutan teratas adalah korporasi,Pemerintahan,Universitas, dan kedokteran.

“Kalau dibanding 2016, RAY masih ada kenaikan 13 persen dari jumlah kamar terjual dan masa tinggal. Untuk penggunaan fasilitas MICE, ada kenaikan di 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” tuturnya, Kamis (14/12/2017).

Ia optimistis pada 2018 mendatang perhotelan akan ramai. Beberapa tamu MICE bahkan sudah mulai melakukan pemesanan untuk event 2018. Adanya kegiatan baik kelas nasional maupun kelas internasional seperti pertemuan World Bank, pilihan kepala daerah, World Cup, dan Asian Games diharapkan bisa mendongkrak okupansi dan lama tinggal para turis. “Geliat event tersebut akan membuat pasar MICE makin variatif dan harapannya Jogja menjadi destinasi yang kecipratan juga,” katanya.

Advertisement

Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DPD DIY, Istidjab Danunagoro mengatakan, jika dilihat secara keseluruhan, okupansi hotel bintang sampai Oktober 2017 masih di kisaran 59%. Ia berharap akhir tahun ini bisa mencapai 60%-70% karena momentum akhir
tahun menjadi momentum menaikkan okupansi.

Istidjab melihat persaingan hotel di DIY pada 2018 semakin ketat karena jumlah hotel bintang bertambah. “Hotel bintang dari 157 menjadi 173 dan jumlah kamarnya dari 16.739 menjadi 19.322. Jadi persaingan semakin ketat,” katanya. Ia mendorong pelaku bisnis perhotelan di DIY bisa bermain sehat dan saling Berinovasi menciptakan produk yang menarik tamu wisatawan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif