Soloraya
Jumat, 15 Desember 2017 - 21:35 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Legislator Naik Pitam Melihat Hasil Penataan City Walk Slamet Riyadi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Komisi II DPRD Solo meninjau area city walk kawasan Sriwedari, Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jumat (15/12/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Anggota Komisi II DPRD Solo kecewa dengan hasil pekerjaan penataan city walk Slamet Riyadi.

Solopos.com, SOLO — Anggota Komisi II DPRD Solo kecewa dengan pekerjaan penataan kawasan city walk Jl. Slamet Riyadi yang dinilai tidak maksimal. Emosi mereka naik sampai mengancam akan meminta Pemkot Solo tak mengembalikan uang jaminan rekanan proyek tersebut.

Advertisement

Pekerjaan yang tak maksimal itu terlihat dari adanya genangan air di city walk saat hujan turun, blind track untuk difabel yang tak diperhatikan aksesibilitasnya, hingga pemasangan paving block yang tak rapi.

Sekretaris Komisi II DPRD Solo, Janjang Sumaryono Aji, mengaku kecewa berat dengan pekerjaan kontraktor penataan city walk khususnya di depan Plaza Sriwedari hingga perempatan Sami Luwes. Menurutnya, hal itu ironis lantaran rekanan baru saja merampungkan proyek pembuatan saluran drainase yang dimaksudkan untuk penanggulangan genangan air maupun banjir di Kota Solo. (Baca: Paving City Walk Slamet Riyadi Rusak, Dinas PUPR dan Dishub Solo Malah Saling Tuding)

Advertisement

Sekretaris Komisi II DPRD Solo, Janjang Sumaryono Aji, mengaku kecewa berat dengan pekerjaan kontraktor penataan city walk khususnya di depan Plaza Sriwedari hingga perempatan Sami Luwes. Menurutnya, hal itu ironis lantaran rekanan baru saja merampungkan proyek pembuatan saluran drainase yang dimaksudkan untuk penanggulangan genangan air maupun banjir di Kota Solo. (Baca: Paving City Walk Slamet Riyadi Rusak, Dinas PUPR dan Dishub Solo Malah Saling Tuding)

“Kami ingin ini paving dibongkar, diperbaiki, kemudian dikerjakan ulang. Bagaimana bisa justru di sini ada genangan air? Padahal ini juga fungsinya untuk resapan, tapi yang terjadi malah menggenang. Belum lagi penataan paving yang bergelombang,” paparnya kepada wartawan di sela-sela peninjauan ke Jl. Slamet Riyadi, Jumat (15/12/2017).

Dia menengarai rekanan yang tak menggarap proyek sesuai standar. Ia mencontohkan dalam pembuatan saluran drainase semestinya ada tahapan-tahapan baik sebelum maupun sesudah pemasangan box culvert hingga diitutup dengan paving block. Akan tetapi, ia menduga proyek itu tak dikerjakan dengan benar sehingga justru terjadi genangan air saat hujan.

Advertisement

Menurutnya, semestinya setiap 10 meter ada inlet untuk jalan masuk air. Namun demikian, yang terjadi di kawasan Plaza Sriwedari hingga Sami Luwes, jarak masing-masing inlet sekitar 20 meter. (Baca:  Pelaku usaha Minta Taman City Walk Slamet Riyadi Ditata Ulang)

Pekerjaan drainase di kawasan Plaza Sriwedari sampai Sami Luwes sepanjang 500 meter itu dikerjakan PT Mekar Lima Putra. Rekanan lokal ini mengerjakan proyek dengan nilai anggaran total Rp5,3 miliar.

Anggota Komisi II DPRD Solo, Ekya Sih Hananto, juga turut mengecam hasil proyek yang ditengarai tak memenuhi standar. Ia menilai perataan tanah setelah pemasangan atau pembuatan drainase tidak sempurna.

Advertisement

Selain tak bisa meresap air, paving pun bergelombang. Begitu pula blind track untuk difabel yang dibuat nyaris menabrak pohon di pinggir city walk.

“Sepertinya tanah tidak diratakan dulu lalu asal pasang paving, jadinya seperti ini. Selain itu, mohon pohon-pohon yang ada juga ditata sehingga dari segi estetika maupun keamanan terjamin agar tak membayakan pengguna jalan,” paparnya.

Anggota Komisi II DPRD Solo, Quatly Abdulkadir Alkatiri, menambahkan proyek yang digarap PT Mekar Lima Putra itu tidak bisa ditoleransi. Maka dari itu, dia mendesak pembongkaran serta penataan ulang kawasan city walk tersebut.

Advertisement

Sementara itu, Kabid Drainase Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Arif Nurhadi, mengakui pengerjaan penataan city walk ini tak sesuai harapan. Dia berkomitmen meminta kontraktor memperbaikinya.

“Kami tahu ini harus diperbaiki. Kami jadwalkan digarap setelah Tahun Baru karena akhir Desember agenda kota padat seperti Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Semestinya, paving ada kemiringan tertentu sehingga air bisa masuk inlet yang ternyata dibuat lebih tinggi,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif