Jogja
Jumat, 15 Desember 2017 - 01:20 WIB

DPRD Gunungkidul Siap Kawal Pemulihan Pasca-Bencana Badai Cempaka

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SMK Negeri 1 Tanjungsari mengevakuasi perabot dan arsip penting sekolah menggunakan perahu karet saat banjir merendam sekolah mereka di Desa Kemadang, Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (28/11/2017). (Harian Jogja/Desi Suryanto)

Gunungkidul terkenal sebagai daerah rawan kekeringan luluh lantah karena terjangan Badai Cempaka

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Gunungkidul terkenal sebagai daerah rawan kekeringan. Namun pada Selasa (28/11/2017) lalu luluh lantah karena terjangan Badai Cempaka. Hujan deras yang menguyur selama dua hari mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor.

Advertisement

Bencana alam ini berdampak terhadap rusaknya jalan di 128 titik, 33 jembatan, talud 111 tempat, drainase 26 titik. Selain itu banjir juga merusak saluran irigasi di tiga tempat, jaringan air bersih 15 tempat, jaringan listrik 22 tempat, 150 rumah rusak berat, 94 rusak sedang, 158 rusak ringan. Banjir badang juga sempat melumpuhkan akses menuju ke Gunungkidul.

Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul sendiri sudah memperkirakan nilai kerugian mencapai Rp100 miliar. Selain merusak berbagai infrastruktur, Badai Cempaka juga mengkibatkan ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman selama beberapa hari.

Ketua DPRD Gunungkidul mengaku prihatin dengan terjadinya musibah yang menimpa warga di Gunungkidul. namun demikian, dia meminta agar kejadian tersebut diambil hikmahnya sehingga dapat bangkit dan dapat beraktivitas seperti biasa.

Advertisement

“Saya sudah mengecek ke lokasi dan memberikan dukungan agar bisa bangkit pasca terjadinya musibah,” kata Suharno, Rabu (13/12/2017).

Dia pun berharap agar Pemkab Gunungkidul segera merespon berbagai kerusakan infrastrukur akibat terjangan badai cempaka. Terlebih lagi, Presiden Jokowi sudah memberikan lampu hijau untuk membantu dalam proses perbaikan pasca bencana.

“Harus direspon dengan cepat. Agar lebih maksimal kami siap mengawal proses pembangunan ulang yang telah direncanakan oleh pemkab pasca terjadinya bencana,” kata Politikus PDI Perjuangan ini.

Advertisement

Lebih jauh dikatakan Suharno, respon cepat dibutuhkan agar kerusakan yang terjadi segera tertangani. Adapun tujuannya tidak lain untuk memulihkan sarana prasarana seperti semula.

“Jembatan putus, jalan rusak dan infrastruktur lain merupakan sarana penting bagi warga. Jadi berbagai kerusakan harus segera diperbaiki sehingga dapat mempercepat pemulihan setelah bencana,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif