Jogja
Jumat, 15 Desember 2017 - 13:20 WIB

BANDARA KULONPROGO : Relawan Diharap Tidak Memperkeruh Suasana

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komunitas warga Kulonprogo, yang tergabung dalam Gerbang Bintang Selatan sedang menyatakan dukungan terhadap pembangunan New Yogyakarta International Airport, di halaman bekas kantor PT Pembangunan Perumahan, Senin (11/12/2017).(Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Warga merasa resah dengan kedatangan warga luar selama lebih dari dua pekan terakhir

Harianjogja.com, KULONPROGO-Keberadaan relawan Aliansi Solidaritas Tolak Bandara Kulonprogo dinilai memperkeruh urusan pembebasan lahan terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA). Mereka diharapkan bisa memberikan solusi konkret apabila ingin membantu sebagian warga yang masih bertahan menolak NYIA.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan tokoh pemuda Glagah, Bayu Putro Pangaribowo, Kamis (14/12/2017). Dia mengaku telah berusaha menjalin komunikasi dan menemui para relawan pada Rabu (13/12/2017) malam. Menurutnya, warga terdampak lain yang telah merelakan lahannya untuk megaproyek tersebut merasa resah dengan kedatangan warga luar selama lebih dari dua pekan terakhir.

Bayu mengatakan, warga berharap para relawan tidak berlama-lama menempati rumah-rumah yang masih berdiri di kawasan pembangunan bandara baru. “Kalau mau di situ, ya kasih solusi. Jangan malah membebani warga dan justru memperkeruh suasana,” ujar Bayu.

Bayu menambahkan, sebagian besar warga terdampak saat ini telah bersikap mendukung kehadiran NYIA. Mereka berharap seluruh tahap pembangunan berjalan lancar dan sesuai peraturan berlaku sehingga nantinya memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya warga terdampak. Hal itu kemudian mendorong mereka untuk menggelar acara selamatan pada Jumat (15/12/2017). “Ini yang mengadakan murni warga terdampak dari lima desa,” kata dia.

Advertisement

Perwakilan warga terdampak asal Desa Glagah Gatot Prayogo mengatakan, rangkaian acara selamatan dilaksanakan di bekas gedung TPA Al Ikhlas, Palihan. Kegiatan itu diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan pesta rakyat. Acara bertajuk Hamemayu Hayuning Warga itu juga mendapatkan dukungan dari PT Angkasa Pura I dan berbagai pihak terkait. “Kami menyajikan menu angkringan gratis dan berbagai makanan khas Kulonprogo untuk dinikmati bersama,” ucap Gatot.

Pesta rakyat juga akan dimeriahkan pagelaran wayang kulit. Dalang asal Wates Ki Rusmadi disebut bakal membawakan lakon berjudul Wahyu Sandang Pangan. Kisah yang disampaikan pun berisi harapan warga terdampak terhadap NYIA. Gatot memaparkan, sudah semestinya warga terdampak dilibatkan dalam proses pembangunan maupun mendapatkan keuntungan lainnya setelah bandara baru beroperasi.

“Harapannya, bandara menjadi sumber penghidupan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi waga yang sudah merelakan tanahnya untuk kepentingan pembangunan,” ungkap Gatot.

Advertisement

Sementara itu, perwakilan Aliansi Solidaritas Tolak Bandara Kulonprogo, Heronimus Heron membenarkan adanya sejumlah warga yang ingin menemui para relawan. Namun, bukan relawan yang menanggapi, melainkan warga penolak. “Iya, tapi mereka ngomong dengan warga [penolak]. Relawan enggak ikut nimbrung,” kata Heron.

Heron menyatakan, belum bisa memastikan akan sampai kapan bertahan di kawasan pembangunan NYIA. Para relawan menyerahkannya kepada warga penolak karena keberadaan kelompok tersebut memang bertujuan memberikan dukungan kepada warga penolak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif