News
Kamis, 14 Desember 2017 - 23:00 WIB

Soal Yerusalem, Fadli Zon Sebut Pengakuan Donald Trump Mungkin Sikap Pribadi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Fadli Zon berfoto selfie dengan wanita pendukung calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di New York, Kamis (3/9/2015) . (JIBI/Solopos/Reuters)

Fadli Zon menilai pengakuan Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel belum tentu sikap AS.

Solopos.com, JAKARTA — Pimpinan DPR mendukung Aksi Indonesia Bersatu Bela Palestina pada Minggu (17/12/2017) karena kebijakan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel belum tentu menjadi sikap pemerintah Amerika Serikat secara keseluruhan.

Advertisement

Demikian dikemukakan oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon didampingi Fahri Hamzah saat menerima perwakilan Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Kamis (14/12/2017).

“Saya kira Aksi Bela Palestina ini sekaligus sebagai sebuah bentuk penolakan terhadap pengakuan sepihak dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengakui Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel,” ujar Fadli.

Dia mengatakan hampir seluruh fraksi dalam sidang Paripurna beberapa hari lalu sudah menyampaikan penolakannya terhadap pengakuan Donald Trump tersebut karena dianggap menimbulkan kegaduhan baru.

Advertisement

“Kami akan suarakan ini di forum-forum internasional, apa yang menjadi resolusi teman-teman di DPR, begitu juga dalam forum-forum yang akan dihadiri oleh DPR dalam waktu dekat ini,” ujarnya.

Meski demikian, Fadli Zon menolak pendapat yang meminta pemerintah untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Pasalnya, apa yang dilakukan Donald trump belum tentu menjadi sikap pemerintah Amerika Serikat secara keseluruhan.

“Ini bisa saja sebagai sebuah langkah politik pribadi di dalam negerinya. Kita harus realistis,” ujarnya.

Advertisement

Senada dengan Fadli Zon, Wakil Ketua DPR Kordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Fahri Hamzah berpendapat bahwa aksi tersebut menjadi sebuah momentum penting yang harus dimaknai sebagai isyarat-isyarat.

“Perundingan perjuangan untuk memerdekaan Palestina ini tiba-tiba mau diambil alih secara sepihak. Karena itu, ummat Islam mesti bersatu dalam isu Palestina dalam isu Al Quds [Yerusalem],” ujarnya. Dia menambahkan bahwa dalam isu yang fundamental tersebut seharusnya bangsa Indonesia harus berjuang bersma-sama, bukan hanya umat Islam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif