Soloraya
Kamis, 14 Desember 2017 - 17:35 WIB

PENCURIAN SOLO : Pria Mengaku Guru Rampas Sepeda Motor Remaja Semanggi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penggelapan sepeda motor (JIBI/Solopos/Dok.)

Seorang remaja asal Semanggi, Solo, menjadi korban perampasan sepeda motor dengan pelaku yang diduga guru  gadungan. 

Solopos.com, SOLO — Seorang remaja asal Kampung Kenteng RT 004/RW 007 Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Ronald Armeida, 14, kehilangan sepeda motornya lantaran dirampas oleh seorang guru gadungan. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (13/12/2017) di Semanggi.

Advertisement

Ronald yang merupakan siswa SMP Al Islam Jamsaren itu bahkan sempat ditodong pakai pisau oleh pria yang mengenakan pakaian seragam Korpri tersebut. Ronald diancam lantaran sempat menolak menyerahkan kunci sepeda motornya.

Saat ditemui Solopos.com dan beberapa awak media, Kamis (14/12/2017), Ronald awalnya enggan mengingat kembali kejadian di halaman SMPN 11 Solo itu. Namun, setelah dibujuk serta agar pengalaman buruknya itu tidak terjadi pada orang lain, khususnya anak-anak, dia pun bersedia bercerita.

Advertisement

Saat ditemui Solopos.com dan beberapa awak media, Kamis (14/12/2017), Ronald awalnya enggan mengingat kembali kejadian di halaman SMPN 11 Solo itu. Namun, setelah dibujuk serta agar pengalaman buruknya itu tidak terjadi pada orang lain, khususnya anak-anak, dia pun bersedia bercerita.

Sepulang sekolah pada Rabu siang, sekitar pukul 12.00 WIB, Ronald bertolak ke SD Mojo, tempat adiknya bersekolah. Dia hendak mengantarkan bekal makan siang untuk adiknya.

Dalam perjalanan pulang, baru sekitar 100 meter dari SD Mojo atau di kawasan Jamparing, laju motornya dihentikan seorang pria berseragam Korpri. “Pakai baju seragam PNS, batik warna biru. Ya, mungkin seragam Korpri. Di seragamnya juga ada emblem nama, tapi saya tidak begitu memperhatikan namanya,” kata Ronald.

Advertisement

Ronald yang tidak menaruh curiga sedikit pun mengantar pria tersebut. Mereka kemudian melaju ke SMPN 11 Solo di Jl. Nyi Ageng Serang No.1 Semanggi. Mereka tiba di SMPN 11 Solo bahkan sampai masuk ke halaman sekolah. Saat itu, halaman SMPN 11 Solo sudah sangat sepi.

“Sampai di sana saya disuruh menunggu sebentar. Ya saya mau saja. Terus, pria itu sempat ke ruang sekuriti, tapi habis itu keluar lagi, mendekati saya, dan langsung memberikan saya uang Rp100.000 tapi dia meminta kunci motor saya,” tutur Ronald.

Ronald sempat bingung dan menanyakan maksud permintaan pria itu. “Belum sempat menjawab apa-apa, tiba-tiba dia mengeluarkan pisau, dia todongkan dari samping pinggangnya diarahkan ke saya, dan bilang, ‘terima uangnya atau diam’.”

Advertisement

Ronald yang ketakutan pun akhirnya tak bisa berkutik, bahkan tak berani berteriak untuk minta tolong. Pria itu langsung merebut kunci motor yang masih ada dalam genggaman tangan Ronald dan memintanya turun dari motor.

Pria itu langsung pergi membawa motor Honda Beat warna merah putih dengan pelat nomor AD 2583 BA, yang sebenarnya milik kakak Ronald. “Pria itu langsung mengebut keluar halaman SMPN 11. Saya bingung, ketakutan sekali saat itu.”

Cukup lama Ronald bengong kebingungan di halaman SMPN 11. Seorang tetangganya yang kebetulan lewat di depan SMP itu dan mengetahui kondisi Ronald akhirnya mengantar Ronald pulang. “Sore sekitar pukul 15.30 WIB, kakak laporan ke kepolisian,” tutur dia.

Advertisement

Tokoh warga setempat, Sarjoko, mengatakan kejadian yang menimpa Ronald harus menjadi perhatian bagi seluruh orang tua, khususnya warga Semanggi agar lebih berhati-hati. Jika perlu jangan membiarkan anak pergi mengendarai sepeda motor sendirian.

“Ini ada modus baru, dengan sasaran pencurian adalah anak-anak, dan pelaku menyamar sebagai guru atau memakai seragam guru. Yang lebih seram lagi pelaku sampai menodongkan senjata tajam,” kata Sarjoko.

Bukan sekali ini Sarjoko mendengar kejadian dengan kronologi sama. “Pernah dengar di Bekonang, sama modusnya pelaku pakai seragam guru, tapi tidak pakai senjata tajam.”

Kanitreskrim Polsek Pasar Kliwon, Iptu Tarto, membenarkan sudah ada laporan terkait kejadian tersebut. Penyidik telah menerima laporan dari keluarga Ronald dan saat ini masih menyelidiki.

“Sekarang kan zamannya begitu, menyamar jadi polisi, jadi tentara, dan kalau mendengar kronologi bisa jadi juga demikian, pelaku menyamar sebagai guru,” kata Tarto, mewakili Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Aditia Mulya Ramdani.

Dalam penyelidikan kasus tersebut, polisi akan mengecek ke sekolah tempat Ronald mengantar pelaku untuk memastikan apakah pelaku itu benar guru sekolah tersebut atau hanya oknum yang menyamar sebagai guru. Polisi juga akan berkoodinasi dengan wilayah hukum lain untuk mendalami apakah ada kejadian serupa dengan modus sama. “Kami masih berusaha mengungkap pelakunya.”

Sebagai bentuk kewaspadaan, Tarto meminta orang tua berpikir dua kali sebelum membiarkan anak mereka pergi mengendarai sepeda motor sendirian. “Karena yang namanya modus kejahatan sekarang sudah sangat bermacam-macam,” tutur dia.?

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif