Jogja
Kamis, 14 Desember 2017 - 20:00 WIB

Pemerintah Akan Tarik Buku Pelajaran Berisi tentang Jerusalem

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Buku sejarah yang menuai kontroversi terkait konflik Israel-Palestina. (Istimewa)

Buku sejarah yang memuat tentang Jerusalem menuai kontroversi.

Harianjogja.com, BANTUL–Terkait buku IPS kelas VI yang menyebutkan Jerusalem sebagai ibu kota negara Israel, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy akan menariknya dari peredaran. Buku bermuatan kontroversi itu ditemukan di Gunungkidul pada Kamis (14/11/2017)

Advertisement

Buku kontroverisal tersebut memiliki dua jenis yang berbeda. Yaitu buku milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan ada juga buku serupa yang murni dimiliki swasta dan dijual belikan diluar Kemendikbud.

Perbedaan kedua buku tersebut ialah pada proses penjualan dan hak cipta di baliknya. Untuk buku milik Kemendikbud, yang juga masuk dalam program Buku Sekolah Elektronik (BSE) bisa diunduh di laman Internet Kemendikbud secara gratis. Sementara untuk buku produksi swasta, hak cipta dan penilaian bukunya di luar proses yang dimiliki Kemendikbud.

Muhadjir mengatakan untuk buku yang berasal dari Kemendikbud, ia katakan akan segera diralat terkait pemuatan ibu kota Israel. Menurutnya buku itu mengunakan kurikulum lama. Terlebih pada semester kedua tahun ajaran 2017/2018 ini mereka akan menggunakan buku baru dengan Kurikulum K-13.

Advertisement

“Jadi sudah sepuluh tahun yang lalu. Dan untuk tahun depan sudah akan habis buku itu, Saat ini menggunakan kurikulum 2006, sedangkan tahun depan untuk semester dua sudah berlaku kurikulum 2013, jadi tinggal beberapa bulan saja masa berlakunya,” jelas Muhadjir pada acara Tribute to Tino Sidin, Kamis (14/12/2015).

Sementara, untuk buku yang diproduksi di luar Kemendikbud, Muhadjir meminta produsen buku segera menarik buku tersebut.”Kalau yang buku yang tidak melalui Kemendikbud saya minta ditarik,” katanya.

“Jadi dia membikin naskah sendiri tanpa izin, tanpa dinilai oleh Kemendikbud dan ternyata juga salah juga,” kata Muhadjir menambahkan.

Advertisement

Ditambahkannya, Kemendikbud sendiri sedang meralat isi buku yang memuat Jerusalem sebagai ibu kota Israel di buku yang diedarkan di Internet. Di buku tersebut menurutnya harusnya tertulis Tel Aviv sebagai ibu kota Israel.

Diberitakan sebelumnya, konflik Israel versus Palestina kini memanas setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pengakuannya terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

Seperti diketahui Jerusalem hingga kini masih dalam wilayah konflik. Status akhir Jerusalem akan ditentukan oleh perundingan kedua belah pihak yaitu Palestina dan Israel. Meski saat ini kedua negara baik Israel maupun Palestina mengklaim Jerusalem adalah ibu kota mereka. Namun, masyarakat internasional tidak mengakui klaim Israel maupun Palestina dan menyebut kota ini sebagai kawasan pendudukan alias tidak dimiliki Israel maupun Palestina.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif