News
Kamis, 14 Desember 2017 - 18:55 WIB

Ekonomi DIY Diproyeksikan Terus Meningkat Sampai 2022

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017 dengan Memperkuat Momentum, Mewujudkan Ekonomi DIY yang Inklusif di Gedung Pusat-Ruang Seminar Lt.3 STIE YKPN, Sleman, Kamis (14/12/2017). (IST/Dok KPw BI DIY).

Ekonomi DIY pada periode 2019-2022 juga berada dalam tren yang meningkat yaitu pada kisaran 5,9–6,3%

Harianjogja.com, SLEMAN-Bank Indonesia Optimistis pertumbuhan ekonomi DIY akan lebih baik. Adapun penopang utama adalah peningkatan permintaan domestik.

Advertisement

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Banka Indonesia (BI) DIY Budi Hanoto mengungkapkan, akselerasi konsumsi rumah tangga seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat pasca-kenaikan UMK 2018 dan mulainya aktivitas pembangunan fisik bandara di Kulonprogo akan mendorong kinerja konsumsi dan investasi.

Dari sisi sektoral, pariwisata masih akan tumbuh seiring dengan prospek perbaikan perekonomian global dan domestik yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara ke DIY. “Berdasarkan pertimbangan tersebut, kami optimistis ekonomi DIY 2018 mampu tumbuh lebih tinggi yaitu pada kisaran 5,2-5,6 persen,” papar dia dalam rilis yang diterima Harian Jogja, Kamis (14/12/2017).

Advertisement

Dari sisi sektoral, pariwisata masih akan tumbuh seiring dengan prospek perbaikan perekonomian global dan domestik yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara ke DIY. “Berdasarkan pertimbangan tersebut, kami optimistis ekonomi DIY 2018 mampu tumbuh lebih tinggi yaitu pada kisaran 5,2-5,6 persen,” papar dia dalam rilis yang diterima Harian Jogja, Kamis (14/12/2017).

Baca juga : Perekonomian Indonesia Menguat Seiring Pemulihan Ekonomi Global

Lebih lanjut, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY pada periode 2019-2022 juga berada dalam tren yang meningkat yaitu pada kisaran 5,9–6,3%. Angka itu di atas pertumbuhan nasional pada tahun 2022, dengan ditopang inflasi yang terjaga. Untuk mencapai target tersebut, optimalisasi seluruh potensi ekonomi perlu digalakkan sejak dini. Sektor pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian DIY perlu lebih ditingkatkan. Skala perekonomian UMKM yang menjadi engine of growth perekonomian DIY perlu dikembangkan.

Advertisement

Baca juga : 2017, Tahun Pemulihan Ekonomi Global

Ia menjelaskan, perekonomian DIY mampu tumbuh 5,41% (yoy) pada Triwulan III 2017, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,06% (yoy). Pertumbuhan ini yang ditopang tetap terjaganya konsumsi rumah tangga. Tren meningkat yang dialami konsumsi rumah tangga sejak pertengahan tahun 2016 terus berlanjut hingga mencapai 5,69% (yoy) pada triwulan laporan, tumbuh meningkat dibandingkan Triwulan II 2017 yang tercatat sebesar 5,47% (yoy).

Kondisi ekonomi domestik yang stabil disertai dengan masuknya tahun ajaran baru sekolah mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. Di samping itu, konsumsi pemerintah dan investasi juga mengalami peningkatan seiring dengan siklus tahunan realisasi pencairan anggaran program pemerintah yang mencapai puncak pada Triwulan III.

Advertisement

Sementara itu, kinerja ekspor mengalami perbaikan seiring dengan mulai pulihnya produksi pascamomentum Ramadhan dan Idul Fitri yang disertai peningkatan permintaan dari negara-negara mitra dagang. Di sisi lain, impor cenderung meningkat yang didorong peningkatan impor berupa barang modal untuk kebutuhan produksi maupun barang untuk kebutuhan konsumsi.

Pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan III 2017 juga ditopang peningkatan pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, konstruksi, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, serta jasa pendidikan. Penguatan ekonomi domestik, high season kunjungan wisatawan ke DIY, serta percepatan penyelesaian pembangunan infrastruktur menjelang akhir tahun mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian DIY pada Triwulan III 2017.

Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum memberikan andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi DIY. Penyediaan akomodasi makan dan minum mampu kembali tumbuh setelah sempat berada dalam tren menurun sejak akhir tahun 2016. Lapangan usaha konstruksi terus melanjutkan tren positif sejak tahun 2016 seiring dengan berbagai pembangunan infrastruktur yang diinisiasi pemerintah. Di sisi lain, lapangan usaha industri pengolahan, pertanian dan perdagangan cenderung mengalami perlambatan.

Advertisement

Sektor pariwisata merupakan motor penggerak perekonomian DIY dimana pariwisata memiliki daya ungkit yang tinggi, baik melalui backward maupun forward linkage. Pariwisata dapat mendorong pertumbuhan berbagai industri lainnya, di antaranya biro perjalanan, transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, kerajinan, pemandu wisata, serta jasa pendukung lainnya.

Kontribusi total yang diberikan sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi DIY mencapai 55% yang berasal dari multiplier effect pariwisata terhadap sektor lainnya. Dari sisi ketenagakerjaan, sektor pariwisata menyerap tenaga kerja lebih dari 50% dari jumlah tenaga kerja yang tersebar di berbagai lapangan usaha, seperti perdagangan, hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi, industri pengolahan maupun konstruksi.

Melalui pengembangan community based tourism, sektor pariwisata dapat memberikan manfaat secara langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui pemberdayaan UMKM untuk mendukung sektor pariwisata. Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi BPS tahun 2016, karakteristik dunia usaha di DIY masih didominasi pelaku usaha dari unit mikro kecil yang mencapai 98,4% dari total usaha, yang terkonsentrasi pada lapangan usaha perdagangan, industri pengolahan dan penyediaan akomodasi dan makan minum.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif