Jogja
Kamis, 14 Desember 2017 - 05:40 WIB

Bantul Tengah Gencar Kampanyekan Germas

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani (tengah) didampingi Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek (kanan) dan Wakil Gubernur DIY, Pakualam X (kiri) saat memukul kentongan meresmikan peluncuran Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Lapangan Desa Tamanan, Kecamatan Bangutapan, Bantul, Selasa (15/11/2016). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Integrasikan program untuk tingkatkan taraf kesehatan.

Harianjogja.com, BANTUL—Kesehatan jadi salah satu harta paling berharga yang harus dijaga oleh setiap individu. Oleh sebab itu, Pemerintah RI mencanangkan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pada 2016 lalu. Namun dalam pelaksanaannya program Germas ini tidak hanya diampu oleh sektor kesehatan saja, namun lintas sektor dan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Advertisement

Kepala Seksi Promosi dan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sri Sudewi membenarkan hal tersebut. Menurutnya untuk menyukseskan Germas, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Seluruh komponen juga dapat ambil bagian, berperan serta dalam usaha meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Dewi mengatakan Dinkes telah menggandeng berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan, Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan lain-lain. Kegiatan yg dilaksanakan antara lain membangun akses sanitasi dasar di daerah-daerah yang masih memerlukan, lomba olahan makanan, car free day dan berbagai kegiatan lainnya.

“Bagaimanapun juga Germas ini bisa dicapai dengan mengintegrasikan program-program yang ada, tidak bisa sektoral,” ucapnya, Rabu (13/12/2017).

Advertisement

Apalagi menurut Dewi, permasalahan kesehatan yang timbul saat ini merupakan akibat dari perilaku hidup yang tidak sehat, sanitasi lingkungan serta ketersediaan air bersih yang masih kurang memadai di beberapa tempat. Hal tersebut sebenarnya dapat dicegah bila fokus upaya kesehatan diutamakan pada upaya preventif dan promotif dalam menumbuhkembangkan kemandirian keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Lebih lanjut Dewi menjelaskan ada tujuh indikator dalam program Germas ini yaitu melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit/hari, makan buah dan sayur, cek kesehatan secara rutin, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, menggunakan jamban dan menjaga kebersihan lingkungan. Semua indikator tersebut menurutnya dapat dicapai dengan adanya dukungan dari seluruh pihak.

Dewi mengatakan pada Maret 2017 lalu pihak Dinkes telah menggandeng sektor pendidikan dengan deklarasi ribuan guru dari jenjang TK hingga SMA untuk mendukung program ini. Tak hanya itu saja, Dinkes pun mendorong adanya deklarasi hingga ke tingkat dusun agar program ini dapat menjangkau hingga lini terkecil di masyarakat.

Advertisement

“Deklarasinya bisa bermacam-macam, seperti Stop BABS [buang air besar sembarangan] atau lingkungan bebas asap rokok seperti di Wonolelo, Pleret,” imbuhnya. Dewi juga menambahkan tahun ini pihak Dinkes bakal memberi perhatian lebih terkait kesehatan di lingkungan pondok pesantren yang selama ini masih sering terlewatkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif