Jogja
Rabu, 13 Desember 2017 - 07:20 WIB

Seperti Ini Arah Pengembangan Wisata di Sleman

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sleman Sri Purnomo saat mencoba wisata edukatif Geo Tubing Lava Bantal di Dusun Tanjungtirto, Kalitirto, Berbah, Sleman, Minggu (18/12/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Pengembangan wisata di Sleman diharapkan sejalan dengan isu strategis pembangunan nasional maupun daerah

Harianjogja.com, SLEMAN-Pengembangan wisata di Sleman diharapkan sejalan dengan isu strategis pembangunan nasional maupun daerah. Salah satunya ialah pembangunan bandara baru di Kulonprogo.

Advertisement

Arif Setio Laksito, Sekretaris Bappeda Sleman mengatakan diperlukan strategi yang sifatnya sesuai dengan perencanaan pembangunan sekaligus menjadi instrumen menanggulangi kemiskinan.

“Harapannya memang pengembangan wisata in line dengan isu pembangunan daerah, nanti realisasinya dinas yang lebih tahu betul,” katanya kepada Harianjogja.com ditemui di Tridadi, Sleman, Selasa (12/12/2017) usai FGD pengembangan pariwisata Sleman.

Ia menerangkan jika pariwisata seharusnya juga bisa memberi kesempatan peningkatan potensi lokal dan ketimpangan melalui destinasi wisata yang berdaya saing global dengan basis lokal. Dikatakan pula jika dengan kondisi saat ini, dibutuhkan pengembangan ruang pariwisata baru di sekitar jalur konektivitas bandara dengan rencana pembangunan bandara di Temon, Kulonprogo.

Advertisement

Kebijakan pembangunan wisata lainnya juga bisa direalisasikan dengan diversifikasi produk dan pengembangan daya tarik wisata agar lama tinggal wisatawan bisa diperpanjang di Sleman. Arif juga menyebutkan diperlukan penataan kawasan khusus yang memiliki kaitan dengan branding wisata Sleman.

Sementara itu, Ike Janita Dewi, akademisi dari Universitas Sanata Dharma mengatakan setiap wilayah membutuhkan konsep pengembangan yang berbeda-beda sesuai dengan potensinya.

Meski demikian, secara umum kualitas SDM memang menjadi suatu hal yang wajib ditingkatkan. “Konsepnya beda-beda, ciri khas ikonik harus dieksplor,” katanya.

Advertisement

Ia menjelaskan masih banyak masyarakat yang belum paham pengelolaan maupun perencanaan karena wawasannya terbatas. Karena itu, pembinaan harus dimulai dari awal dan perlahan untuk mengubah pola pikir.

Selain itu, ia juga menyebutkan jika pemanfaatan Dana Desa juga bisa dilakukan untuk wisata bukan cuma sekedar untuk pembangunan infrastruktur fisik. Salah satunya ialah dengan menyusun dan mengembangkan SOP pemanduan dan kuliner untuk memperkuat pelaksanaan wisata daerah.

Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Sudarningsih mengakui memang ada sejumlah hal yang dilakukan dalam pembenahan wisata daerah. “Belum ada peta zonasi, kemudian bagaimana antisipasi bandara baru, itu kita bahas karena perlu disesuaikan,” ungkapnya.

Dari hasil diskusi inilah nantinya akan didapatkan gambaran soal arah pengembangannya dan realiasi kegiatannya dalam kurun waktu tertentu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif