Jogja
Selasa, 12 Desember 2017 - 20:20 WIB

Kebanjiran Dua Kali, Warga Galur Belum Merasa Harus Mengungsi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga Krembangan melintasi jalan dusun yang tergenang air hujan di wilayah Desa Krembangan, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, Minggu (10/12/2017). (Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Sebagian wilayah selatan Kulonprogo masih terendam air

Harianjogja.com, KULONPROGO- Sebagian wilayah selatan Kulonprogo masih terendam genangan air. Banjir diperkirakan segera surut seiring dengan berkurangnya intensitas hujan sehingga belum ada warga terdampak yang mengungsi atau dievakuasi.

Advertisement

Pada Minggu (10/12/2017) kemarin, genangan air hujan kembali merendam permukiman warga dan lahan pertanian di Kecamatan Panjatan dan Galur, Kulonprogo. Ketinggian air berkisar 20-50 sentimeter.

“Kemarin [Minggu] itu sudah sempat surut tapi malemnya air masuk ke rumah lagi,” kata Adi Supanto, warga Dusun Patuk, Desa Tirtorahayu, Galur, Senin (11/12/2017).

Dalam waktu kurang dari sebulan, Adi dan warga Patuk lainnya sudah kebanjiran dua kali. Sebelumnya, mereka bahkan harus mengungsi beberapa hari di balai desa setempat. Saat itu, banjir tidak juga surut karena hujan terus turun.

Advertisement

Namun, kali ini warga merasa belum perlu mengungsi karena menganggap banjir tidak separah yang pertama. “Dulu sampai semeter. Kalau ini baru sekitar 30 senti dan perlahan surut kalau terang seharian,” ujar dia.

Setelah cuaca cerah selama hampir sepekan, hujan kembali mengguyur Kulonprogo, Sabtu (9/12/2017) malam. Hujan berintensitas tinggi terus terjadi selama beberapa jam hingga menjelang subuh.

Kondisi itu menyebabkan aliran air Sungai Sein di wilayah Kecamatan Panjatan meluap dan diikuti adanya bagian tanggul yang jebol. Akibatnya, sebanyak 210 rumah di Desa Krembangan Panjatan dilaporkan terendam banjir.

Advertisement

Wilayah terdampak banjir lainnya berada di Kecamatan Lendah, yaitu Desa Bumirejo dan Wahyuharjo. Selain permukiman dan persawahan, kantor kecamatan setempat juga sempat terendam meski hanya setinggi lutut orang dewasa.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo, Gusdi Hartono mengatakan masih terus melakukan pemantauan terhadap kondisi genangan air hujan di wilayah Panjatan dan Galur.

Pihaknya belum berencana membuka posko pengungsian seperti saat Kulonprogo dilanda cuaca buruk sebagai dampak siklon tropis cempaka beberapa waktu lalu. “Sampai sekarang belum ada yang mengungsi,” ungkap Gusdi.

Gusdi pun menyatakan timnya selalu siaga dan siap untuk mendirikan posko pengungsian sewaktu-waktu. Pihak juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam menentukan langkah penanganan bencana, termasuk soal proses evakuasi warga usia lanjut yang melibatkan TNI/Polri dan relawan. Jika hujan berintensitas tinggi terus datang sehingga membuat banjir semakin parah, warga akan kembali diminta mengungsi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif