Soloraya
Senin, 11 Desember 2017 - 16:35 WIB

Isu Jual Beli Jabatan Menyeruak Jelang Tes Seleksi Perangkat Desa Sukoharjo

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perangkat desa (JIBI/Harianjaogja.com/Dok.)

Anggota DPRD Sukoharjo mengingatkan panitia seleksi perdes agar tidak ada kecurangan.

Solopos.com, SUKOHARJO — Rumor jual beli jabatan dan titipan menyeruak menjelang pelaksanaan tes tertulis calon perangkat desa (perdes) pada Selasa (12/12/2017). Jabatan perdes dibanderol lebih dari Rp100 juta-Rp300 juta.

Advertisement

Isu jual beli jabatan perdes santer berembus selama beberapa hari ini. Lowongan strategis seperti sekretaris desa (sekdes) tawarannya bisa menembus Rp300 juta.

“Isu jual beli jabatan perdes telah menjadi rahasia umum. Namun susah dibuktikan karena modusnya bermacam-macam,” kata seorang anggota DPRD Sukoharjo, Martono, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (11/12/2017).

Hal ini sangat meresahkan para generasi muda yang ingin berkompetisi secara sehat dalam seleksi perdes. Tak sedikit generasi muda berkualitas yang berkompeten dan berintegritas tinggi di Sukoharjo. (Baca: 2.470 Pelamar Berebut 422 Lowongan Perangkat Desa Sukoharjo)

Advertisement

Mereka ingin menyumbangkan pemikiran dan tenaga untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Martono, ada dua tahap seleksi penerimaan perdes yakni tes tertulis dan wawancara.

Naskah soal tes tertulis dibuat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret (LPPM UNS) Solo sehingga transparansi lebih terjamin. “Modus jual beli jabatan kemungkinan dilakukan saat tes wawancara. Tak ada parameter penilaian saat tes wawancara sehingga potensi kecurangan cukup besar,” terang dia.

Politikus Partai Nasdem ini mengaku menerima sejumlah laporan ihwal jual beli jabatan perdes. Martono meminta elemen masyarakat mengawasi proses seleksi penerimaan perdes. Apabila ada indikasi kecurangan dan pelanggaran regulasi segera dilaporkan ke pihak berwajib.

Advertisement

Martono mengapresiasi upaya Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo yang menginisiasi pembekalan dan pelatihan tes tertulis calon perdes. Kegiatan itu diikuti sekitar 94 orang di 12 kecamatan.

“Pembekalan dan tes tertulis calon perdes yang digelar PDM Sukoharjo merupakan wujud edukasi dan warning terhadap Pemkab Sukoharjo agar benar-benar melaksanakan proses seleksi perdes sesuai koridor.”

Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Sukoharjo, Eko Pujiatmoko, mengatakan calon perdes yang mengikuti pembekalan didominasi kalangan pemuda. Mereka rata-rata berusia 25 tahun-35 tahun.

Hal ini membuktikan potensi pemuda untuk mengisi kekosongan jabatan perdes cukup tinggi. Terlebih, sebagian bakal calon perdes berlatar belakang pendidikan diploma dan strata 1.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif