Jogja
Senin, 11 Desember 2017 - 15:20 WIB

Belasan Rumpon di Pantai Sadeng Hilang, Nelayan Rugi Ratusan Juta

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan kapal Jukung milik nelayan tradisional bersandar di dermaga Pantai Sadeng. Akibat kalah bersaing dengan kapal besar, banyak yang berhenti melaut. Foto diambil Jumat (7/11/2014). (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Aktivitas nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng (PPPS) Kecamatan Girisubo belum kembali normal

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL —Pasca diterjang Badai Cempka, aktivitas di Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng (PPPS) Kecamatan Girisubo belum kembali normal. Nelayan belum dapat kembali melaut karena belasan rumpon hilang tersapu gelombang.

Advertisement

Ketua Kelompok Nelayan PPPS, Sarpan mengatakan dampak cuaca buruk akibat terjangan Badai Cempaka pada Selasa (28/11/2017) lalu masih dirasakan nelayan hingga sekarang.

Pasalnya peristiwa tersebut turut merusak peralatan nelayan. Alat tangkap ikan atau rumpon yang biasa dipasang di tengah laut kini hilang diterjang gelombang. “Ada sekitar 19 rumpon yang hilang,” kata dia, Senin (11/12/2017).

Setiap rumpon yang menjadi alat tangkap sekaligus rumah bagi ikan tersebut dibuat nelayan dengan biaya yang cukup banyak. Untuk membuat satu rumpon yang dipasang di sekitar 45 hingga 100 mil di tengah laut itu, nelayan menghabiskan biaya hingga Rp45 juta. Sehingga dengan adanya belasan rumpon yang hilang kerugian yang diderita nelayan mencapai ratusan juta.

Advertisement

Selain kerugian materil, hilangnya rumpon juga semakin mempersulit nelayan untuk bekerja mencari ikan. Hal itu pun kemudian membuat sejumlah nelayan akhirnya memilih untuk tidak melaut.

“Ini belum ada yang berangkat melaut karena belum ada rumponnya. Yang berangkat cuma perahu-perahu kecil yang mencari lobster,” ujar Sarpan.

Namun demikian, dirinya bersama sejumlah nelayan lain masih tetap bersyukur. Pasalnya sejumlah kapal yang diparkir di dermaga PPS tidak ada yang mengalami kerusakan akibat terjangan gelombang tinggi saat Badai Cempaka.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif