News
Minggu, 10 Desember 2017 - 15:31 WIB

Soal Yerusalem, Liga Arab Ogah AS Jadi Penengah Palestina-Israel

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemandangan Dome of the Rock dan kota kuno Yerusalem, 4 Desember 2017. (JIBI/Solopos/Reuters/Ronen Zvulun)

Liga Arab tak percaya AS sebagai penengah Palestina-Israel setelah pengakuan Donald Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri luar negeri negara-negara Arab menyatakan pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel berisiko menjerumuskan Timur Tengah ke dalam kekerasan yang lebih buruk.

Advertisement

Pernyataan itu disampaikan para menteri luar negeri yang tergabung dalam Liga Arab sebagaimana dikutip Bbc.com, Minggu (10/12/2017). Disebutkan bahwa pengakuan AS itu juga mengakhiri netralitas AS dalam masalah yang paling sensitif di kawasan tersebut.
Liga Arab mengatakan bahwa saat ini AS tidak dapat diandalkan sebagai penengah dalam perdamaian di Timur Tengah.

Pernyataan 22 negara itu, termasuk para sekutu dekat AS, disampaikan setelah kekerasan dan protes di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang telat berlangsung selama tiga hari.

Israel selalu menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya, sementara Palestina mengklaim Yerusalem Timur– yang dikuasai Israel sejak perang 1967 — sebagai ibu kota masa depan negara Palestina.

Advertisement

Bagi Trump keputusan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah untuk memenuhi janji kampanye. “Tidak lebih dan tidak kurang merupakan pengakuan atas realitas,” dalih Trump pekan lalu.

Namun, pengakuan itu telah memicu kritik keras, termasuk dari berbagai negara termasuk Indonesia. Resolusi Liga Arab disepakati pada Minggu (10/12/2017) pukul 03.00 waktu Kairo, didukung oleh sejumlah negara sekutu AS, termasuk Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Yordania, yang telah menyuarakan kekhawatiran mereka.

Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan darurat pada Jumat (8/12/2017) dengan 14 negara anggota yang mengecam keputusan Trump. Namun, duta besar AS Nikki Haley menuduh PBB telah bias dan menyebut pertemuan itu “telah menjadi salah satu yang paling memusuhi Israel di dunia”. Dia berdalih AS masih berkomitmen untuk menemukan perdamaian.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Donald Trump Yerusalem
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif