Jogja
Sabtu, 9 Desember 2017 - 17:20 WIB

KISAH UNIK : Jadi Hewan Kesayangan, Kambing Milik Warga Bantul Ini Ikut ke pasar hingga Nonton Sepakbola

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gandung bersama kambing jinak miliknya saat berjalan-jalan di Stadion Sultan Agung, Bantul, Kamis (7/12/2017). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Salah satu warga Bantul berhasil menjinakkan kambing sebagai hewan peliharaan

Harianjogja.com, BANTUL-Banyak orang yang biasa berjalan-jalan dengan membawa hewan kesayangan seperti anjing, kucing atau reptil yang nampak manis digendong. Namun salah satu warga Bantul berhasil menjinakkan kambing sebagai hewan peliharaan.

Advertisement

Belasan warga berjejal di salah satu sudut Stadion Sultan Agung Bantul, tepatnya di lapangan pacuan kuda dengan rerumputan hijau tebal dan pagar putih yang mengelilinginya. Mereka menunjuk-nunjuk dan saling kasak-kusuk sambil berdecak kagum.

Kambing berwarna dominan putih dengan sedikit hitam di kepala dan keempat kakinya, jadi penarik perhatian warga. Kambing yang diberi kalung berlonceng itu berlarian mengikuti sang pemilik berlari. Saat pemiliknya, Gandung, pria 45 tahun itu duduk, kambing yang berukuran cukup besar itu mendekat. Seakaan tak mau jauh-jauh dari pemiliknya.

Advertisement

Kambing berwarna dominan putih dengan sedikit hitam di kepala dan keempat kakinya, jadi penarik perhatian warga. Kambing yang diberi kalung berlonceng itu berlarian mengikuti sang pemilik berlari. Saat pemiliknya, Gandung, pria 45 tahun itu duduk, kambing yang berukuran cukup besar itu mendekat. Seakaan tak mau jauh-jauh dari pemiliknya.

“Kalau main, tidak usah dipakaikan tali ia ngikuti ke mana saya pergi,” ujar warga Desa Karanggayam, Kecamatan Piyungan itu.

Tak hanya berjalan-jalan di lapangan pacu saja, kambingnya itu juga kompak saat ia ajak menjadi suporter sepakbola, ke pantai bahkan belanja ke pasar. Tanpa diikat, ia tetap mengekor di belakang tuannya.

Advertisement

Sebagai anak desa, sejak kecil ia memang telah dekat dengan hewan mamalia satu ini. Namun kala itu, tak pernah terp[ikir olehnya untuk menjinakkan hewan yang biasa dimanfaatkan sebagai hewan pedaging ini. Tetapi beberapa waktu terakhir, ia pun berkeinginan memiliki hewan kesayangan yang penurut selain anjing.

Ia kemudian mencoba menjinakkan kambing jenis bligon miliknya. Bahkan kini ia telah berhasil menjinakkan lima kambing persilangan antara jenis kacang dan etawa itu sekaligus. Kelima kambing itulah yang biasanya bergantian menemaninya jalan-jalan atau rekreasi,  bahkan ikut jalan sehat.

Sambil sesekali mengelus kepala kambingnya yang tampak selalu berusaha mendekat kepadanya, Gandung mengaku tidak memiliki cara khusus untuk menjinakkan hewan peliharaan kesayangannya itu.

Advertisement

Hanya saja ia selalu memperlakukan kambing miliknya layaknya teman, bahkan saudara. “Jangan sampai bohong, seperti teman kalau kita bohongi pasti tidak akan percaya lagi dan meninggalkan kita,” ujarnya sambil terkekeh.

Selain itu,  pemilik toko kelontong itu menyebut selalu memperlakukan kambing-kambingnya dengan sangat baik. Tak cukup hanya tidak pernah berbohong, ia juga selalu menyempatkan untuk membelai kepala kambingnya saat member makan. Dengan begitu, menurutnya, kambing akan merasa akrab dengan pemiliknya. Ia juga terbiasa member makan kambing sesuai makanan kegemarannya.

Menurutnya, tiap kambing memiliki kegemaran yang berbeda. Ada yang gemar makan buah jambu, kacang panjang, bahkan roti. Singkat kata, Gandung benar-benar “memanusiakan” kambing miliknya.

Advertisement

Saat mengajaknya jalan-jalan ia tak lupa selalu membawa makanan kesukaan kambingnya dalam tas kecil yang ia bawa. Saat beristirahat tangannya mengulur, menyodorkan makanan kesukaan si kambing yang menyambutnya dengan lahap.

Tak hanya itu saja, ternyata ada kunci keberhasilan lain untuk menjinakkan hewan yang satu ini. Gandung menuturkan kambing yang akan dijinakkan harus sudah dipelihara sebelum umurnya dua tahun.

Selain itu, kambing betina akan lebih mudah jinak dibandingkan dengan kambing jantan. Alasannya, kambing jantan akan sulit diatur saat memasuki masa birahi. “Itu rahasianya,” celetuknya riang.

Uniknya, ilmu memelihara kambing yang baik dan tepat itu juga tidak hanya dipelajarinya secara otodidak. Setiap Sabtu pagi, ia menyempatkan diri “berkuliah” di Fakultas Peternakan UGM yang memang memiliki program pembinaan bagi peternak kambing sepertinya.

Jadi kemampuannya itu juga ia imbangi dengan ilmu pengetahuan yang setimpang. Meskipun bagi sebagian orang, menjinakkan dan membawa kambing berjalan-jalan bukanlah hal yang wajar dilakukan, namun menurut Gandung tidak pernah ada warga yang protes. Bahkan menurut ayah tiga anak ini,  keluarganya di rumah sudah terbiasa bermain bersama kambing-kambingnya.

Ucapan Gandung terbukti. Usai selesai bercerita, beberapa warga yang awalnya hanya berkerumun mulai mendekat, memberanikan diri untuk meminta izin berswafoto bersama si kambing jinak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif