Jogja
Sabtu, 9 Desember 2017 - 16:20 WIB

Danau Dadakan di Gunungkidul akan Dikembangkan Jadi Objek Wisata, Bakal Ada Flying Fox!

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung sedang berswafoto di pinggir Luweng Blimbing, Dusun Serpeng Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu yang semakin meluas layaknya danau, Jumat (8/12/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Luweng dadakan di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu menjadi potensi wisata yang akan dikembangkan oleh dea setempat.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Luweng dadakan di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu menjadi potensi wisata yang akan dikembangkan oleh dea setempat.

Kepala Desa Pacarejo Semanu Gunungkidul, Suhadi mengatakan melebarnya Luweng Blimbing mulai terjadi pasca banjir yang terjadi Selasa (28/12/2017) lalu. Luweng sempat tergenang banjir dan kemudian pada Rabu (29/12/2017) mulai surut dan membuat sebagian sisi ambles.

Advertisement

“Sebelum banjir luasnya sekitar 20×20 meter persegi, tapi sekarang sudah menjadi sekitar dua hektare,” kata dia.

Bertambah luasnya luweng dengan kedalaman sekitar 20 meter dan dipenuhi air hijau bening itu pun menjadi pusat perhatian warga. Berdasarkan pantauan Harian Jogja, sejumlah warga berdatangan melihat lokasi untuk sekedar melihat dan berswa foto.

“Karena banyak warga yang datang hari ini [Kamis] Polsek Semanu memasang garis polisi di pinggir luweng. Ini untuk kemanan dan agar pengunjung berhati-hati tidak terlalu ke pinggir,” kata Suhadi.

Advertisement

Selain garis polisi di lokasi tersebut juga telah dipasang petunjuk arah yang diperuntukan bagi pengunjung. Dan diakui Suhadi sejak pagi memang banyak pengunjung yang berdatangan ke luweng yang meluas menyerupai danau itu.

Suhadi mengatakan, pihaknya akan melihat potensi di wilayahnya itu untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata. “Nanti jika sudah ada kajian dari pihak terkait, kemungkinan flying fox yang ada di Telaga Jonge dipindah ke sini untuk dikembangkan sebagai potensi wisata, agar kesejahteraan masyarakat disini meningkat,” katanya.

Salah seorang warga sekitar Hartorejo mengatakan, sebelumnya kawasan di sekitar luweng dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam. Namun saat ini karena sebagian ambles, maka sudah tidak bisa digunakan.

Advertisement

Dan di kawasan yang merupakan milik Perhutani itu ada belasan pohon jati yang ikut ambles ke dalam luweng.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif