SOLOPOS.COM - Camat Jebres, Agung Riyadi (tengah membawa mikrofon) memimpin Deklarasi Kampung Bebas Asap Rokok Kecamatan Jebres 2017 di Taman Cerdas Mojosongo, Solo, Jumat (8/12/2017). (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos).
4 Kelurahan di Solo mendeklarasikan Kampung Bebas Asap Rokok.
Solopos.com, SOLO — Empat kelurahan di Kecamatan Jebres Kota Solo mengikuti Deklarasi Kampung Bebas Asap Rokok Kecamatan Jebres 2017 di Taman Cerdas Mojosongo, Solo, Jumat (8/12/2017). Empat kampung itu diharap menjadi embrio bagi munculnya kampung-kampung lain yang sadar akan bahaya asap rokok bagi kesehatan.
Empat kampung tersebut adalah RW 019 Kelurahan Mojosongo, RW 009 Kelurahan Purwodiningratan, RW 028 Kelurahan Jebres dan RW 012 Kelurahan Pucangsawit. Camat Jebres Agung Riyadi beserta para lurah dari empat kelurahan, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), kepala puskesmas terkait dan para ketua RW membaca deklarasi tersebut.
Mereka berkomitmen untuk mendukung Perwali No. 13/2010 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Kawasan Terbatas Merokok (KTM). Selain itu mereka menyatakan tidak merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak, tidak merokok di setiap pertemuan warga dan tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat. Selanjutnya para ketua RW terkait menandatangani deklarasi tersebut.
Mereka berkomitmen untuk mendukung Perwali No. 13/2010 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Kawasan Terbatas Merokok (KTM). Selain itu mereka menyatakan tidak merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak, tidak merokok di setiap pertemuan warga dan tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat. Selanjutnya para ketua RW terkait menandatangani deklarasi tersebut.
Lurah Mojosongo, Agus Triyono, menyatakan kebijakan tersebut memang menjadi intervensi pemerintah, desa siaga dan kader kesehatan. Hal itu juga merupakan implementasi Inpres no. 1/2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Tidak merokok adalah bagian tak terpisahkan dalam Germas disamping harus banyak beraktivitas, banyak makan sayur dan buah, tidak mengonsumsi alkohol, membiasakan cek kesehatan secara rutin, menjaga kebersihan lingkungan serta menggunakan jamban alias tidak buang air besar sembarangan (BABS).
Kepala Puskesmas Sibela, Mojosongo, dr. Nur Hastuti, mengatakan kawasan bebas rokok di RW 019 sudah dirintis sejak 2013. Kemudian ada surat edaran (SE) lurah untuk tidak merokok setiap pertemuan warga pada 2015. Kebijakan itu dilanjutkan dengan deklarasi anti asap rokok pada 26 Januari 2016.
“Semoga ini tak berhenti di deklarasi. Tapi membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok. Ini juga melindungi perokok pasif, karena mereka bisa terkena dampak lebih berbahaya. Kasihan anak dan ibu hamil,” kata dia.
Ia berharap gerakan itu dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian bahaya asap rokok. Selain itu, Nur juga menjelaskan banyak tanaman yang menurut penelitian bisa menghisap polutan asap rokok seperti lidah mertua, sirih, sri rejeki, bunga lili, palem kuning, dan kembang sepatu.
Camat Jebres, Agung Riyadi, menilai saat ini orang yang merokok sudah termarjinalkan. Mereka mulai tidak enak hati merokok di tempat-tempat umum.
“Ada kesadaran pekewuh merokok di tempat umum. Saya yakin [gerakan bebas asap rokok] bisa dilaksanakan di 11 kelurahan di Kecamatan Jebres,” terangnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Solo, Purwanti, mengatakan seluruh puskesmas kini memiliki fasilitas untuk membantu perokok yang ingin berhenti merokok. Ia menilai pihaknya aktif memberikan edukasi, khususnya bagi perokok pemula.
“Program ini akan kami evaluasi tiap akhir tahun melalui survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” kata dia saat ditemui wartawan seusai acara deklarasi, Jumat.