Jogja
Jumat, 8 Desember 2017 - 15:55 WIB

Seluruh Sumur Bantul Tercemar Akibat Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Relawan PMI Bantul ketika melakukan pengurasan sumur (well cleaning) di salah satu masjid di Selopamioro, Imogiri, Bantul, Kamis (8/12/2017). Pascabanjir, banyak sumur tercemar. (Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Tak hanya sumur konvensional saja yang terdampak, sumur pompa pun kena imbasnya

Harianjogja.com, BANTUL-Seluruh sumur di wilayah Kabupaten Bantul tercemar akibat bencana banjir yang melanda minggu lalu. Tinggi luapan air banjir yang membawa material lumpur dan kotoran lainnya, rata-rata melebihi tinggi air sumur milik warga. Akibatnya air bersih di sumur pun tercampur.

Advertisement

Koordinator Divisi Air dan Sanitasi BPBD Bantul Yosi Prasetyo mengamini hal tersebut. Menurutnya, sumur yang tercemar terutama sumur-sumur yang ada di sepanjang aliran sungai besar dan juga daerah yang terdampak cukup parah seperti di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri. Hal itu disebabkan banyaknya material lumpur yang masuk ke dalam sumur saat banjir terjadi.

Apalagi sungai-sungai yang meluap dengan hulu di utara membawa banyak sampah dan kotoran lainnya. Selain itu, ketinggian air banjir juga hampir merata di Bantul. “Semuanya di atas tinggi air sumur, otomatis airnya tercampur,” ujarnya, Kamis (7/12/2017).

Tak hanya sumur konvensional saja yang terdampak, sumur pompa pun kena imbasnya. Pasalnya, pompa air yang digunakan juga terendam banjir. Oleh sebab itu, sejak Kamis (30/11/2017) hingga kini pihaknya mulai melaksanakan giat pembersihan sumur dengan menyisir daerah per daerah.

Advertisement

“Kami menangani sekitar 200 sumur, yang lainnya dilakukan mandiri oleh masyarakat, relawan dan bantuan dari berbagai pihak,” katanya.

Pembersihan dilakukan secara manual. Air sumur sengaja dikocok dengan menggunakan bambu baru kemudian air yang telah bercampur lumpur tersebut disedot. Ia mengklaim, setelah giat dilakukan selama seminggu, kini tinggal 5% saja sumur yang masih tercemar.

Yosi menambahkan pembersihan sumur ini seharusnya dilakukan saat status tanggap darurat bencana usai. Namun, kegiatan ini sengaja dipercepat untuk memutus ketergantungan masyarakat akan suplai air bersih. Apalagi air bersih jadi kebutuhan dasar yang sangat penting bagi masyarakat terdampak bencana.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif