Jogja
Jumat, 8 Desember 2017 - 17:20 WIB

Karena Alasan Ini, Warga Rejosari Tolak Dukuh Terpilih

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu sudut tanjakan di Jalan Cinomati yang menghubungkan Desa Wonolelo (Pleret) dan Desa Terong (Dlingo). Foto diambil Jumat (16/6/2017). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Pelantikan Dukuh Rejosari yang sedianya akan dilaksanakan Senin (11/12/2017) medatang terancam mundur

Harianjogja.com, BANTUL—Pelantikan Dukuh Rejosari yang sedianya akan dilaksanakan Senin (11/12/2017) medatang terancam mundur.

Advertisement

Hal ini menyusul adanya penolakan dari puluhan warga Dusun Rejosari, Desa Terong yang mendemo kantor Kecamatan Dlingo, Jumat (8/12/2017). Mereka menuntut penunjukkan Kasiyanto sebagai calon dukuh terpilih dibatalkan.

Salah satu warga, Nur Rohman beralasan penolakan tersebut dikarenakan warga menganggap Kasiyanto kurang dekat dengan masyarakat setempat. Ia merupakan pendatang yang baru menetap sekitar lima tahun di dusun tersebut. Selain itu, menurut Rohman, ia juga jarang terlihat di dusun karena pekerjaannya di bidang mebel menuntutnya untuk pergi pagi dan pulang saat malam hari.

Advertisement

Salah satu warga, Nur Rohman beralasan penolakan tersebut dikarenakan warga menganggap Kasiyanto kurang dekat dengan masyarakat setempat. Ia merupakan pendatang yang baru menetap sekitar lima tahun di dusun tersebut. Selain itu, menurut Rohman, ia juga jarang terlihat di dusun karena pekerjaannya di bidang mebel menuntutnya untuk pergi pagi dan pulang saat malam hari.

“Ya kami anggap kurang bermasyarakat daripada calon yang lain,” katanya saat ditemui di sela-sela demo.

Namun demikian, Rohman mengaku tidak mempermasalahkan capaian nilai yang didapatkan oleh masing-masing calon dukuh yang seluruhnya berjumlah lima orang. Apalagi calon dukuh terpilih, Kasiyanto juga mendapatkan nilai tertinggi pada seleksi calon pamong tersebut.

Advertisement

Bahwasannya pamong harusnya bisa ngemong masyarakat yang majemuk. “Tidak harus yang paling baik,” imbuhnya.

Lebih lanjut Rohman menambahkan jika aspirasi ini tidak didengarkan maka ia menyebut warga bakal mengadakan demo besar-besaran saat pelantikan nanti.

Sementara itu, Kepala Desa Terong Lasimin mengklaim seleksi pamong ini telah dilaksanakan sesuai Perda yang ada. Apalagi pihaknya juga melibatkan pihak ketiga yang independen dan tidak dapat diintervensi sama sekali, baik oleh panitia, Pemdes maupun masyarakat.

Advertisement

Apalagi sebelum seleksi dilaksanakan, pihaknya telah membuat kesepakatan oleh seluruh calon dukuh agar perwakilan masyarakat boleh melihat langsung proses ujian yang dilakukan pada Selasa (21/11/2017) lalu.

Itu untuk menghindari adanya kecurigaan masyarakat bahwa ada intervensi pada tim penguji. “Hasilnya pun kami umumkan saat itu juga,” ujarnya.

Terkait ketidakpuasan warga atas keputusan ini, Lasimin menganggap itu merupakan hal yang wajar terjadi. Pihaknya tidak bisa membatasi siapa yang mendaftar sebagai calon dukuh, baik warga asli maupun pendatang, jika memang memenuhi syarat dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan.

Advertisement

Ia juga mengaku kurang memahami apa yang mendasari masyarakat untuk memprotes keputusan ini. Jika keberatan masyarakat didasarkan atas kesalahan proses atau prosedur seleksi, pihaknya masih bisa menerima.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif