News
Kamis, 7 Desember 2017 - 15:30 WIB

Memoar Kaisar Hirohito Soal Perang Dunia II Terjual Rp2,3 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi memoar Kaisar Hirohito (Reuters.com)

Memoar milik Kaisar Hirohito soal Perang Dunia II terjual Rp2,3 miliar.

Solopos.com, NEW YORK – Sebuah memoar milik mendiang Kaisar Jepang, Hirohito, terjual seharga US$275.000 atau sekitar Rp3,7 miliar. Barang bersejarah itu terjual dua kali lipat dari harga perkiraan. Sebab, pada awalnya rumah lelang Bonhams, New York, Amerika Serikat membuka penawaran mulai US$100.000 setara Rp1,3 miliar.

Advertisement

Memoar tersebut berisi tulisan Kaisar Hirohito soal peran Jepang pada Perang Dunia II. Dokumen setebal 173 halaman yang ditulis sejak tahun 1920-an itu dibacakan Kaisar Hirohito di depan para ajudannya setelah perang berakhir. Memoar itu dibuat atas permintaan Douglas McArthur, seorang jenderal Amerika Serikat yang berkuasa di Jepang pada masa Perang Dunia II.

Catatan tersebut mengungap sejarah Jepang di masa Perang Dunia II. Dalam akhir memoar itu tertulis Kaisar Hirohito tidak berani memveto keputusan para penasihatnya untuk mendeklarasikan perang terhadap Amerika Serikat pada 1941. Sebab, dia khawatir akan terjadi perpecahan di dalam negeri yang berujung pada kehancuran Jepang.

“Dia [Kaisar Hirohito] sadar, jika ingin tetap berkuasa harus melakukan apa yang diinginkan para penasihat. Itu adalah fakta menarik karena pada penghujung 1930-1940 keputusan militer dibuat tanpa bisa diikuti,” ungkap Direktur Departemen Buku dan Manuskrip Rumah Lelang Bonhams, Tom Lamb, seperti dilansir Reuters, Rabu (6/12/2017).

Advertisement

Buku catatan berjudul Dokuhahoroku atau Monolog Kaisar ini memberi sedikit gambaran tentang peran Kaisar Hirohito dalam Perang Dunia II. Topik ini tidak pernah benar-benar dipelajari di Jepang. Sebab, Amerika Serikat yang sempat berkuasa di sana ingin mempertahankan sang kasiar sebagai simbol terbentuknya negara demokrasi baru.

Selain itu, ada pula catatan tentang pembunuhan terhadap panglima perang Jepang, Manchuria Zhang Zuolin pada 1928 serta siaran menyerahnya kaisar pada 14 Agustus 1945. Isi dokumen tersebut sempat menimbulkan sensasi ketika diterbitkan di Jepang pada 1990, sesaat setelah kematian Kaisar Hirohito.

Sejumah sejarawan meyakini teks tersebut disusun dengan hati-hati untuk membela Kaisar Hirohito jika diadili setelah perang. Dua jilid dokumen berwarna keemasan itu masing-masing diikat dengan senar. Dokumen tersebut ditulis dengan pensil oleh Hidenari Terasaki, seorang ajudan kaisar dan mantan diplomat yang bertugas sebagai penerjemah saat Kaisar Hirohito bertemu dengan Douglas McArthur.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif