Jogja
Kamis, 7 Desember 2017 - 06:20 WIB

Mau Tanam Pohon untuk Penghijauan Malah Jadi Bencana, Kok Bisa?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Longsor yang terjadi di Goa Selarong memutus akses menuju atas goa, Senin (4/12/2017). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Penanaman jenis pohon yang tidak tepat membuat lereng-lereng di wilayah Kabupaten Bantul rawan longsor
Harianjogja.com, BANTUL–Penanaman jenis pohon yang tidak tepat membuat lereng-lereng di wilayah Kabupaten Bantul rawan longsor. Terutama lereng dengan jenis tanah lapukan vulkanik berbatu yang rapuh di wilayah Kecamatan Imogiri, Dlingo dan Kretek.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pusat Studi Manajemen Bencana UPN, Eko Teguh Paripurno pada Rabu (6/12/2017). Menurutnya banyak lereng ataupun bukit yang ditanami pohon jenis cemara dan pohon-pohon berakar serabut lainnya.

Advertisement

Padahal pada jenis lapukan tanah vulkanik berbatu, akar pohon tersebut tidak dapat menancap dan mengikat hingga dasar batu. Akibatnya, meskipun lebat adanya vegetasi tersebut malah makin memperparah tingkat kelongsoran lereng yang terjadi.

Pasalnya pohon tersebut malah membebani tanah saat angin kencang melanda. “Seharusnya bukit seperti itu ditanami pohon seperti sukun yang punya akar tunggang dan kuat,” katanya.

Oleh sebab itu, Eko merekomendasikan kepada seluruh masyarakat yang ada di sekitar lereng untuk mulai mengungsi saat hujan deras kembali melanda. Menurutnya longsor dapat diprediksi saat lumpur telah meluncur bersamaan dengan air hujan yang turun dari lereng, sehingga tindakan prefentif dapat dilakukan.

Advertisement

Eko menambahkan hingga kini pihaknya masih memetakan titik-titik rawan bencana khususnya longsor di Bantul. Hasil pemetaan teraebut kemudian diserahkan pada Pemdes setempat untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan tindakan prefentif maupun rehabilitatif yang akan dilakukan pascabencana ini.

Apalagi menurutnya Pemdes memiliki dana desa yang juga bisa digunakan untuk pembangunan yang berkorelasi dengan pengurangan resiko bencana. “Ini jadi keputusan Pemdes memanfaatkan dana desa yang ada dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif