Jogja
Rabu, 6 Desember 2017 - 09:20 WIB

Pembangunan Infrastruktur Jateng-DIY Datangkan Material dari Kalimantan

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan tol. (JIBI/Harian Jogja/Dok)

“Nilainya mencapai Rp7 triliun yang ditargetkan selesai pada 2019”

Harianjogja.com, JOGJA-Geliat pembangunan infrastruktur tengah gencar dilakukan pemerintah di seluruh pelosok negeri, terutama Jawa Tengah dan DIY. Potensi pembangunan infrastruktur DIY hingga 2019, terdapat empat proyek besar yang dilakukan PT Wika Beton.

Advertisement

Hal itu disampaikan Direktur Keuangan PT Wika Beton Muhammad Syafii saat mengisi acara di Bedah Buku Jokowinomics, Sebuah Paradigma Kerja yang diselenggarakan di Aula Sutopo STPMD APMD Jogja, Selasa (5/12/2017). Syafii mengatakan, keempat proyek besar itu di antaranya pembangunan Bandara Internasional Kulonprogo, Pembangunan Jalan Tol Solo-Jogja dan Bawen-Jogja, Pembangunan Lingkar Kota Jogja, dan Pembangunan Jetty di daerah Glagah, Kulonprogo, dan Embung.

“Nilainya mencapai Rp7 triliun yang ditargetkan selesai pada 2019, tetapi ini proyek-proyek besar. Sedangkan proyek kecil sangat banyak, salah satunya kami melihat saluran air di DIY masih belum saling tersambung satu sama lain,” ungkap Syafii.

Syafii memaparkan, pembangunan saluran air di perkotaan cukup krusial. Pasalnya, dengan pembangunan saluran air secara terpadu dapat menjadi solusi banjir di wilayah perkotaan. Dia menambahkan, semakin dekat pembangunan saluran air ke arah pantai, maka akan semakin besar pula daya tampungnya.

Advertisement

“Bahkan, di Surabaya untuk membangun saluran got ini menggelontorkan dana mencapai Rp1,2 triliun. Mestinya daerah-daerah besar juga sudah mulai memikirkan konsep ini, termasuk DIY,” imbuh Syafii.

Pembangunan infrastruktur yang semakin menggeliat di Indonesia, terutama Jawa Tengah dan DIY, kata Syafii, masih harus menghadapi kendala material. Kendati kedua wilayah ini memiliki Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang memiliki potensi material yang cukup baik, tetapi ternyata tidak mampu mencukupi kebutuhan akan pembangunan infrastruktur yang tengah dilakukan.

Syafii mengungkapkan, bisa dibilang hampir semua pembangunan yang berada di wilayah Jawa Tengah dan DIY ini menggunakan material dari Kalimantan atau wilayah lain di luar Pulau Jawa. Kedua wilayah ini belum bisa mencukupi kebutuhan material utama yakni batu dan pasir.

Advertisement

“Pasir dari Gunung Merapi sangat bagus sekali kualitasnya, sayangnya tidak cukup untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur yang tengah dilakukan saat ini. Bahkan, untuk batu tidak bisa sesuai standar yang dibutuhkan untuk pembuatan precast beton, karena menurut istilah geologi termasuk jenis batuan muda,” papar Syafii.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif