News
Rabu, 6 Desember 2017 - 18:00 WIB

Dunia Kecam Keputusan AS Akui Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Yerusalem (wikipedia.org)

Dunia bereaksi keras terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Solopos.com, JAKARTA — Rencana Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel tidak saja mendapat penolakan dari Indonesia dan sejumlah negara lainnya. Hampir seluruh negara Timur Tengah mengecam keputusan kontroversial Trump itu.

Advertisement

Raja Arab Salman bin Abdulaziz dari Arab Saudi mengecam langsung kepada Trump. Raja Salman menyebut pemindahan kedutaan atau pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan menjadi provokasi terang-terangan terhadap umat Islam di seluruh dunia sebagimana dikutip kantor berita Saudi Press Agency, Rabu (6/12/2017).

Gedung Putih mengatakan bahwa Trump telah membicarakan rencana keputusan mengenai Yerusalem dengan semua pemimpin negara di Timur Tengah, termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (5/12/2017) lalu.

Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas memperingatkan konsekuensi berbahaya keputusan itu terhadap proses perdamaian antara Israel dan Palestina dan terhadap kedamaian, keamanan, dan stabilitas kawasan serta dunia. Sedangkan Raja Abdullah dari Yordania mengatakan keputusan itu akan mengacaukan upaya mengembalikan proses perdamaian selain memprovokasi umat Islam.

Advertisement

Yordania bertindak sebagai pelindung situs suci agama Islam di Yerusalem. Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi meminta Presiden Trump agar tidak memperumit situasi di kawasan itu.

Keputusan aneh Trump itu juga berdampak pada para pegawai pemerintah AS dan keluarga mereka. Mereka dilarang melakukan perjalanan pribadi di Kota Tua Yerusalem dan Tepi Barat karena mengkhawatirkan keamanan terkait kemungkinan unjuk rasa.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan telah mengancam akan memutuskan hubungan dengan Israel jika AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara itu.

Advertisement

Sebelumnya, Ismail Haniya, pimpinan kelompok Hamas yang menguasai Gaza mengatakan kepindahan Kedubes AS dan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan melanggar “semua batas”. Perancis, Uni Eropa, dan Liga Arab juga telah menyampaikan kekhawatiran.

Akan tetapi, Menteri Intelijen Israel, Israel Katz, mengatakan kepada radio militer Army Radio atau Galei Tzahal bahwa ia mengharapkan Presiden Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negaranya. Dia juga menambahkan bahwa Israel bersiap untuk segala kemungkinan, termasuk pecahnya kekerasan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif