Jogja
Rabu, 6 Desember 2017 - 18:55 WIB

BENCANA JOGJA : Seminggu Mengungsi, Warga Pusing

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga RT 1 RW 1 Pringgokusuman disuntik Tetanus Toksosoid di Posko Kesehatan Pengungsi di Pringgokusuman, Selasa (5/11/2017). (Beny Prasetya/JIBI/Harian Jogja)

Bencana Jogja menyebabkan warga Pringgokusuman, Jlagran, Gedongtengen sering mengalami pusing-pusing

Harianjogja.com, JOGJA — Setelah seminggu berada di barak pengungsian, beberapa pengungsi di Pringgokusuman, Jlagran, Gedongtengen sering mengalami pusing-pusing. Adapun barak pengungsian di Tegal Panggung, Jumenahan, Danurejan telah dikosongkan dan menyisakan posko pengungsian.

Advertisement

Baca jgua : Pengungsi di Jlagran Butuh Tenda

Menurut penuturan Koordinator Bidan Puskesmas Gedongtengen, Yulia Susanti kepada Harian Jogja, sejumlah 57 warga yang mengungsi akibat potensi longsor di Pringgokusuman sering mengalami pusing.

“Nomor satu pusing-pusing, karena tidak terbiasa mengungsi pola kehidupan yang mendadak dan berubah, terus pusing,” jelas Yuli di Posko Kesehatan RT 1 Pringgokusuman, Selasa (5/12/2017).

Advertisement

Adapun menurut Yuli, gatal yang dialami pengungsi sebenarnya sudah dialami sebelum dipindahkan ke barak pengungsian. Di mana masyarakat sekitar kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Namun begitu Yuli mengungkapkan, penyakit gatal yang dialami pengungsi kali ini semakin terasa. Pasalnya beberapa serangga muncul akibat matinya ikan di kolam warga sehabis badai.

“Ratusan mati, dan mengundang nyamuk dan lalat, tapi penyakit gatal mereka sudah merasuk ke dalam, jadi salep saja tidak cukup,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu ia menampik tentang adanya penyakit seperti disentri, diare, bahkan tetanus. Di mana selama enam hari dirinya mendirikan posko di Pringgokusuman, dirinya hanya mendapati pusing dan gatal yang menjangkit pengungsi.

“Hari ini [Selasa] hari terakhir, dan kami diintruksikan untuk memberikan Tetanus Toksosoid seluruh masyarakat dan relawan yang membantu,” jelasnya.

Selepas ditariknya posko kesehatan, Yuli mengungkapkan bahwa dirinya tetap berada di Pringgokusuman karena akan menjadi supervisor dokter muda Universitas Gajah Mada. “Dua minggu kedepan pengungsi akan bersama dokter dari UGM,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif