Soloraya
Rabu, 6 Desember 2017 - 10:15 WIB

BANJIR KLATEN : 61 Ha Lahan Padi di Wedi Puso karena Terendam Air

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Banjir Klaten menyebabkan puluhan hektare lahan padi puso.

Solopos.com, KLATEN – Lahan padi seluas 61 hektare (ha) di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, dipastikan puso akibat kebanjiran pekan lalu. Dari hasil pendataan yang dilakukan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, sawah ditanami padi seluas 521 ha masih tergenang air hingga Minggu (3/12/2017) tersebar di enam kecamatan.

Advertisement

Rata-rata usia tanaman padi yang terendam 10-50 hari setelah tanam. Dari total luas sawah tergenang itu, 61 ha sawah ditanami padi yang dipastikan puso tersebar di empat desa wilayah Kecamatan Wedi yakni Desa Melikan seluas 37 ha, Desa Pacing seluas 20 ha, Desa Jiwowetan seluas 3 ha, dan Desa Brangkal seluas 1 ha.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Wahyu Prasetyo, mengatakan pendataan jumlah petani pemilik sawah yang puso masih dilakukan. Para petani bisa mendapatkan bantuan benih dari pemerintah atau diajukan klaim untuk petani yang mengikutkan sawahnya pada program asuransi usaha tani padi (AUTP) dikelola PT Jasindo.

“Kalau ikut AUTP kami proses pengajuan klaim. Sementara, kalau tidak ikut baru bisa diberikan bantuan benih. Kalau yang sudah ikut AUTP kan tidak bisa diajukan bantuan benih ke pusat atau provinsi. Kalau ikut AUTP bisa mendapatkan klaim per ha Rp6 juta,” kata Wahyu, Senin (4/12/2017).

Advertisement

Cadangan benih di tingkat kabupaten saat ini tinggal 500 kg. Namun, petani diminta tak perlu khawatir lantaran stok benih bantuan bisa diajukan ke pemerintah provinsi atau pusat. “Cadangan benih nasional di kementerian itu banyak. Petani tidak perlu khawatir soal itu kalau memang tanamannya rusak karena puso lo ya,” urai dia.

Wahyu mengatakan masih ada 460 ha sawah di lima kecamatan yakni Cawas, Karangdowo, Trucuk, Bayat, dan Gantiwarno yang tergenang. Sawah-sawah itu saban hari dalam pemantauan petugas four in one terdiri dari penyuluh pertanian lapangan (PPL), mantri tani, pengamat hama, serta Babinsa.

“Kami belum bisa menyatakan sawah itu puso. Kami tetap upayakan bersama petani untuk menyedot menggunakan pompa besar atau kecil mengurangi genangan air. Kami sudah tekankan ke four in one usaha pengurangan itu dibarengi doa supaya hujan yang mengguyur tidak sampai menyebabkan banjir seperti kemarin,” ungkapnya.

Advertisement

Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Cawas, Slamet Mulyana, mengatakan luas sawah yang terendam awalnya mencapai 1.000an ha. Namun, air lantas surut hingga sawah yang terdampak banjir tersisa 358 ha.

“Masih menunggu beberapa hari lagi untuk memastikan puso atau tidak. Yang berhak menentukan puso itu dari Pengamat OPT,” ungkapnya, Selasa (5/12/2017).

Slamet menjelaskan upaya pengurangan air yang masih mengenangi tanaman padi sudah dilakukan dengan menyalurkan melalui saluran-saluran irigasi. PT Jasindo juga mulai melakukan pendataan mengecek sawah yang diikutkan AUTP.

“Yang ikut AUTP itu bisa mendapatkan klaim kalau luasan kerusakan lebih dari 75 persen. Selain itu, usia tanaman harus sudah lebih dari 10 hari,” urai dia.

Advertisement
Kata Kunci : Banjir Klaten
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif