Jogja
Selasa, 5 Desember 2017 - 04:20 WIB

Asuransi Rumah Belum Banyak Diminati Warga di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perumahan (Rachman/JIBI/Bisnis)

Minat masyarakat Jogja terhadap asuransi properti atau asuransi rumah tinggal masih rendah

Harianjogja.com, JOGJA-Minat masyarakat Jogja terhadap asuransi properti atau asuransi rumah tinggal masih rendah. Selama ini, penggunaan asuransi masih didominasi asuransi jiwa.

Advertisement

Wakil Ketua Komisariat Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) Cabang Jogja, Nureni Susilowati (Eni) mengatakan, secara umum, kesadaran masyarakat Jogja terhadap asuransi rumah tinggal relatif masih rendah.

Permintaan terhadap perlindungan risiko biasanya tergantung tren, seperti setelah kerusuhan, huru hara, atau gempa bumi, permintaan asuransi rumah tinggal meningkat.

“Banjir, termasuk kejadian yang selama ini dianggap kurang berisiko di wilayah Jogja sehingga hanya orang-orang yang sadar asuransi dan tidak sensitif harga saja yang membeli,” kata Eni yang juga menjabat sebagai Kepala Asuransi Recapital Cabang Jogja pada Harianjogja.com, Senin (4/11/2017).

Advertisement

Eni mengatakan, rate premi asuransi banjir sudah ditentukan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rate asuransi rumah untuk kebakaran, kerusuhan dan banjir menurutnya relatif terjangkau karena dihitung per mil (per seribu) dari nilai bangunan yang diasuransikan. Sementara untuk mobil lebih mahal karena hitungannya dalam persen.

“Recapital termasuk pemain mobil, asuransi properti hanya sekitar 25 persen dari total penjualan, itupun lebih banyak untuk pabrik dan gudang. Sementara untuk rumah tinggal masih di bawah lima persen dari total penjualan,” jelasnya.

Business Development Manager (ABDM) Avrist, Anastasia Setyo Lestari mengatakan, bencana alam memang tidak bisa diprediksi, termasuk banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa titik di DIY pekan lalu. Akibat dari bencana itu, ratusan rumah rusak.

Advertisement

“Di Jogja, kesadaran untuk memiliki asuransi rumah masih kurang. Hanya pengusaha saja, karena mereka mengajukan kredit sehingga  agunannya harus diasuransikan,” katanya, Senin (4/11/2017).

Masyarakat yang murni memiliki kesadaran untuk mengasuransikan rumahnya masih sedikit, kendati premi yang dibayarkan lebih murah dibandingkan asuransi mobil. Jika premi asuransi rumah tinggal hanya berkisar Rp500.000 per tahun, premi mobil sampai Rp3 juta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif