Jogja
Senin, 4 Desember 2017 - 20:40 WIB

Warga Gunungkidul Siap-Siap Krisis Air, Pompa Air Bribin Rusak

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Seluruh pompa tenggelam, Bribin belum dapat beroperasi.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Banjir menyebabkan seluruh peralatan termasuk sejumlah pompa air yang berada di bendungan sungai bawah tanah Bribin I dan II, di Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu tenggelam. Akibatnya kebutuhan air untuk warga pun saat ini terganggu.

Advertisement

Kepala Balai Besar Wilayah Serayu Opak, Tri Bayu Aji mengatakan akibat banjir elevasi air di Bribin I dan II meningkat drastis. Dari elevasi normal yakni di angka 10 hingga 15, saat banjir meningkat tajam hingga berada di titik 64. “Itu mengakibatkan rumah trafo dan seluruh pompa, tiga-tiganya tenggelam,” ujarnya akhir pekan lalu.

Meski telah dipastikan mengalami kerusakan, tetapi pihak Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) belum dapat melihat kondisi sungai bawah tanah beserta peralatan yang ada di bawah. Pasalnya sebuah lift yang menjadi akses satu-satunya menuju sungai bawah tanah, belum dapat diakses lantaran masih tergenang air.

Akibat dari itu, maka Bribin I dan II yang biasanya mengalirkan kebutuhan air baku untuk warga sekitar saat ini tidak dapat dioperasikan. Sebab seluruh peralatan yang ada di Bribin masih rusak. “Butuh waktu empat sampai enam bulan ke depan untuk perbaikan,” kata dia.

Advertisement

Untuk itu, pihaknya pun akan mencari jalan keluar agar kebutuhan air warga tetap dapat terpenuhi. Salah satu yang dilakukan adalah dengan mencari sejumlah sumber air yang memungkinkan untuk dialirkan menuju rumah warga.

“Ini yang akan coba kami lakukan agar masyarakat dapat mendapatkan ari baku, karena selama ini masyarakat sekitar kan mendapatkan air baku dari Bribin. Kalau Bribin tidak beroperasi artinya masyarakat tidak punya air,” ujar Tri.

Seperti diketahui, banjir dan tanah longsor melanda DIY pada pengujung November lalu akibat dampak munculnya Badai Cempaka yang terjadi di selatan Jawa. Hujan deras, banjir dan tanah longsor menelan korban jiwa dan merusak berbagai infrastruktur publik.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif