Soloraya
Kamis, 30 November 2017 - 12:35 WIB

PERTAMBANGAN KLATEN : Kapolres Minta Penambang di 4 Kecamatan Tunggu Cuaca Stabil

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu kegiatan penambangan di Klaten. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pertambangan Klaten, Kapolres meminta penambang menunda aktivitas penambangan.

Solopos.com, KLATEN — Kapolres Klaten AKBP Juli Agung Pramono memberikan peringatan soal aktivitas pertambangan di empat kecamatan di tengah cuaca tak menentu. Penambang diimbau menunda aktivitas penambangan hingga cuaca stabil.

Advertisement

Empat kecamatan yang menjadi perhatian Kapolres adalah Kemalang, Manisrenggo, Jatinom, dan Tulung. Kapolres menyampaikan peringatan itu kepada kapolsek terkait melalui telepon dan lisan agar warga beristirahat melakukan penambangan.

“Kami sampaikan peringatan melalui Kapolsek agar istirahat dulu menambang baik yang resmi maupun tidak mengingat kondisi cuaca,” kata dia, saat ditemui wartawan di Posko Siaga Bencana Balai Desa Brangkal, Wedi, Rabu (29/11/2017).

Didik Suparno, 37, personel SAR Balerante, Kemalang, mengatakan aktivitas penambangan di Kecamatan Kemalang masih berlangsung sebagaimana biasanya. Jika hujan, potensi bencana yang mengancam adalah lahar dingin.

Advertisement

“Kalau terjadi hujan, ancamannya lahar dingin. Kalau ancaman longsor terjadi tidak hanya di musim hujan, kemarau juga terjadi,” kata dia.

Warga Dukuh Tegalweru, Desa Balerante, Kemalang, itu menuturkan longsor di musim kemarau terjadi karena kecerobohan saat menggali tambang. Penambang biasanya menggali dengan membentuk semacam terowongan.

“Warga sebetulnya punya naluri sendiri kapan dia harus pulang saat terjadi hujan, angin, dan lainnya,” terang Didik.

Advertisement

Sebagai antisipasi, di puncak Merapi terpasang alat pendeteksi adanya aliran, guguran, angin kencang, dan lainnya. Alat akan memberikan bunyi berbeda saat ada angin, guguran, aliran maupun peristiwa lain seperti hujan.

“Kami memakai seismograf untuk deteksi dini. Tapi tak semua orang bisa membaca alat ini. Alat seluruhnya berfungsi dengan baik,” ungkap dia.

Didik menambahkan selama musim hujan, SAR tidak melakukan kegiatan ekstra seperti patroli rutin ke lokasi pertambangan. Mereka hanya menunggu laporan saat terjadi bencana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif