Soloraya
Kamis, 30 November 2017 - 07:35 WIB

BANJIR WONOGIRI : Rusak, Perbaikan Koleksi Museum Karst Butuh Waktu dan Biaya Tak Sedikit

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas membersihkan bagian dalam Museum Karst, Pracimantoro, Wonogiri, yang terkena banjir, Rabu (29/11/2017). (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

Koleksi Museum Karst Wonogiri yang rusak karena banjir membutuhkan waktu dan biaya perbaikan yang tak sedikit.

Solopos.com, WONOGIRI — Museum Karst Indonesia di Gebangharjo, Pracimantoro, Wonogiri, menjadi salah satu tempat yang terendam banjir, Selasa (28/11/2017). Setelah air yang mencapai ketinggian empat meter surut, lumpur bercampur bekas sampah tersebar di setiap penjuru museum.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Rabu (29/11/2017), lumpur tak hanya mengendap di lantai, tetapi juga menempel di dinding museum. Alat peraga seperti panel-panel mengalami kerusakan parah dan banyak yang patah atau terpisah.

Sedangkan replika manusia purba bergeser beberapa meter dari lokasi asalnya dengan kerusakan di beberapa bagian pada tempat manusia purba itu. Lumpur tebal menggenang di lantai museum. (Baca: Tergenang Air Hingga 1,5 Meter, Koleksi Museum Karst Pracimantoro Rusak)

Advertisement

Sedangkan replika manusia purba bergeser beberapa meter dari lokasi asalnya dengan kerusakan di beberapa bagian pada tempat manusia purba itu. Lumpur tebal menggenang di lantai museum. (Baca: Tergenang Air Hingga 1,5 Meter, Koleksi Museum Karst Pracimantoro Rusak)

Kepala Museum Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia, Oman Abduraan, mengatakan kerugian akibat banjir belum bisa ditaksir. Namun, dia menegaskan banyak alat peraga yang mengalami kerusakan.

Oleh karena itu, selama sepekan ini bakal dilakukan penilaian terhadap kondisi museum sebelum dilakukan perbaikan dan penataan kembali. Sementara itu, sejumlah alat dan barang dikeluarkan dari mesin untuk dibersihkan petugas.

Advertisement

Menurutnya, banjir merendam museum pada Selasa pukul 14.00 WIB-23.00 WIB. Ketinggian air di luar museum mencapai hampir empat meter, sedangkan di lantai I mencapai 2,7 meter. “Banjir di sini disebabkan membeludaknya air yang datang, namun lubang tempat keluarnya air kecil. Apalagi kalau tempat itu tertutup sampah. Air akan ke mana-mana,” imbuhnya.

Dia menegaskan banjir besar tersebut merupakan kali pertama di museum karst terbesar di Indonesia itu. Meski begitu, tidak ada persiapan khusus untuk mengantisipasi banjir susulan.

“Kalau mendengarkan penjelasan petugas keamanan yang merupakan warga sini, banjir seperti ini pernah terjadi pada 1970-an. Saat itu dia masih kecil. Jadi, ini siklusnya bisa dikatakan 50 tahun sekali,” ucapnya.

Advertisement

Oman mengaku terkejut ketika mendengar kabar Museum Karst terendam banjir, Selasa malam. Oleh karena itu, dia bersama timnya langsung meluncur pada pukul 23.00 WIB.

“Saya terkejut mendengar museum terendam banjir. Tetapi daerah ini merupakan lembah. Air dari mana saja [sekitar lokasi] datang ke sini,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan penanganan bencana di Wonogiri saat ini diprioritaskan terhadap masyarakat melalui posko pengungsian dan bantuan. “Mengenai fasilitas umum yang terdampak banjir kami belum monitor, kami fokuskan terhadap masyarakat terdampak banjir,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif