Jogja
Kamis, 30 November 2017 - 18:20 WIB

BADAI CEMPAKA : Wah, Pasokan Air Bersih 30.254 Pelanggan PDAM Gunungkidul Macet

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Badai Cempaka juga berdampak terhadap pasokan air bersih yang dimiliki PDAM Tirta Handayani

Harianjogja.com, BANTUL – Hujan deras yang mengguyur sejak dua hari lalu tidak hanya menyebabkan banjir dan tanah longsor. Pasalnya cuaca ekstrem akibat Badai Cempaka juga berdampak terhadap pasokan air bersih yang dimiliki PDAM Tirta Handayani.

Advertisement

Total hingga saat ini ada 30.254 pelanggan yang terputus dan tidak bisa mendapatkan pasokan air bersih. Untuk sekarang PDAM Tirta Handayani masih melakukan inventarisasi terhadap kerugian aset karena terendam banjir di sejumlah titik.

Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Isnawan Fibriyanto mengatakan, terganggunya saluran air bersih dari PDAM sudah dilaporkan ke Bupati Gunungkidul Badingah.

Menurut dia, terganggunya pasokan dikarenakan beberapa faktor, mulai dari rusaknya instalasi karena terendam banjir hingga meluapnya sungai bawah tanah di Bribin 1, Baron, dan Ngobaran.

Advertisement

Sedang untuk kerusakan instalasi selain terjadi di tiga titik sumber bawah tanah, juga terjadi di  beberapa titik seperti di Bunder, Kecamatan Patuk hingga putusnya jalur pipa di Gedangsari.

“Praktis dengan berbagai kerusakan dan kendala yang terjadi maka pasokan air tidak lancar dan dihentikan,” kata Isnawan, Rabu (29/11).

Menurut dia, total pelayanan air bersih yang berhenti menyasar 30.254 pelanggan. Adapun cakupan area yang berhenti mendapatkan pasokan meliputi kecamatan Tanjungsari, Paliyan, Panggang, Saptosari, Rongkop dan Tepus.

Advertisement

“Sedang untuk wilayah Kota Wonosari pasokan masih aman karena sumber yang digunakan memakai sumur air dalam sehingga tidak terpengaruh karena banjir,” ujarnya.

Adanya kerusakan ini dan masalah banjir di sumber sungai air bawah tanah, kata Isnawan, PDAM masih belum bisa berbuat banyak. Hal ini terjadi karena debit air di sekitar lokasi masih tinggi sehingga belum memungkinkan untuk proses perbaikan.

“Yang bisa kami lakukan sekarang masih sebatas inventarisasi instalasi yang rusak. Namun berdasarkan perkiraan awal, kerugian bisa mencapai miliaran rupiah,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif