Jogja
Rabu, 29 November 2017 - 18:55 WIB

Tingkatkan Budaya Literasi Siswa Melalui Jurnalisme

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wartawan Harian Jogja, Irwan A. Syambudi memberikan pelatihan jurnalistik di SMKN 2 Gedangsari, Selasa (28/11/2017). (M. Zakaria Saputra)

Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim bersama dengan Harian Jogja mengadakan pelatihan jurnalistik bagi murid SMP dan SMK

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim bersama dengan Harian Jogja mengadakan pelatihan jurnalistik bagi murid SMP dan SMK. Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan budaya literasi dikalangan siswa.

Advertisement

Corporate Communication (YPA-MDR) Cahya Gumila mengatakan pelatihan yang dilaksanakan untuk sejumlah sekolah binaan YPA-MDR itu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menulis siswa. “Selain itu kami juga ingin menumbuhkan budaya literasi kepada para siswa,” kata dia, Selasa (28/11/2017).

Dalam pelatihan yang di laksanakan di SMKN 2 Gedangsari tersebut, dirinya berharap agar para siswa dapat semakin intens menulis. Terutama menuliskan tentang sejumlah kegiatan yang selama ini banyak dilakukan bersama dengan YPA-MDR.

Bagi siswa yang dapat menuliskan hasil kegiatan di sekolah, pihaknya akan memfasilitasi dengan menyediakan media untuk publikasi. “Nanti tulisan siswa-siswa binaan kami akan kami tampilkan baik di website, media sosial, buletin, ataupun majalah yang kami miliki. Ini sebagai wujud apresiasai buat mereka yang telah mau menulis,” kata Cahya.

Advertisement

Sementara itu, Wartawan Harian Jogja, Irwan A. Syambudi dalam kesempatan tersebut memberikan pemaham dasar terkait dengan jurnalistik. Dia menyampaikan tentang tata cara dalam penulisan berita, dan bagaimana proses dalam pembuatan berita mulai proses pencarian data-data dilapangan hingga penulisan untuk diterbitkan di media cetak.

Menurut dia, untuk membuat berita tidaklah sulit karena dalam proses tersebut dibutuhkan kemauan hingga proses pembelajaran yang terus berkelanjutan. “Tidak sulit, hanya perlu sering dilatih terus menerus-menerus saja. Karena pada dasarnya semua orang itu bisa menulis, yang membedakan adalah seberapa tekun dia melakukannya,” ujarnya.

Salah seorang peserta pelatihan, Cahyo Sulistiyanto mengaku mendapatkan pengetahuan baru tentang tata cara menulis berita. Dia juga yakin kini sudah dapat membedakan antara tulisan berita dan tulisan bukan berita. “Kalau berita itu tulisan dari suatu peristiwa berdarkan fakta, kalau ada ditambahkan pendapat penulis namanya bukan berita,” kata dia.

Advertisement

Siswa yang berasal SMKN 1 Pandak, Kabupaten Bantul itu mengaku akan mencoba dan berlatih untuk membuat tulisan berita. Terlebih YPA-MDR telah menyediakan ruang bagi semua siswa binaanya agar menuliskan semua kegiatan sekolah yang menarik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif