Jogja
Rabu, 29 November 2017 - 22:20 WIB

KEMISKINAN GUNUNGKIDUL : Kupon Pangan Bikin Perekonomian Warga Bergairah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas dari Gudang Bulog Logandeng sedang menurunkan jatah beras miskin untuk warga di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Jumat (5/8/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul antusias dengan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) akan dilaksanakan di tahun depan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul antusias dengan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) akan dilaksanakan di tahun depan. Pasalnya program ini bisa menjadi pemberdayaan masyarakat karena petani dapat memasok kebutuhan beras bagi warga penerima manfaat.

Advertisement

Baca juga : KEMISKINAN GUNUNGKIDUL : Pemkab Menilai Data BPS Dinilai Tak Valid, Ini Alasannya

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul Sri Suhartanta mengakui pemkab masih terus melakukan persiapan untuk pelaksanaan program BNPT atau yang dikenal dengan kupon pangan yang berlaku di 2018. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menyiapkan Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai gerai untuk pelaksanaan program tersebut.

Menurut dia, teknis pelaksanaan dari program BPNT, warga akan mendapatkan jatah uang sebesar Rp110.000 yang masuk ke rekening. Selanjutnya, uang tersebut digunakan untuk membeli beberapa kebutuhan pokok seperti beras, gula dan minyak di RPK yang rencananya akan didirikan di 144 desa di Gunungkidul.

Advertisement

“Saat ini masih dalam proses persiapan,” kata Sri Suhartanta kepada Harianjogja.com, Selasa (28/11/2017).

Dia menjelaskan, pasokan kebutuhan pokok di RPK rencananya disuplai oleh Bulog. Namun demikian, untuk pasokan (khususnya beras) dapat dikerjasamakan dengan gabungan kelompok tani di desa setempat.

“Secara resminya, kami belum dapat, tapi dari informasi yang didapatkan pasokan ke RPK yang terpenting bukan dari pengusaha ritel. Jadi ini memberikan kesempatan gapoktan memasukan suplai beras ke RPK,” ujarnya.

Advertisement

Menurut dia, jika benar gapoktan dapat memasok beras petani maka bisa jadi program pemberdayaan masyarakat. Pasalnya, secara tidak langsung dapat menggerakan roda perekonomian, khususnya bagi para petani.

“Ini bagus karena petani yang tergabung dalam kelompok tidak susah-susah lagi memasarkan padi hasil panen karena dapat dipasok ke RPK demi mencukupi kebutuhan warga penerima manfaat,” kata mantan Kepala Bagian Perekonomian, Setda Gunungkidul ini.

Kepala Desa Kampung, Kecamatan Ngawen Suparna mengakui sangat setuju apabila gapoktan dapat memasok kebutuhan beras di RPK. Menurut dia, hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, di satu sisi beras yang dihasilkan dapat terjaga kualitasnya. Sedang di sisi lain dapat membantu petani dalam memasarkan hasil panen sehingga terhindar dari para tengkulak dengan nilai jual yang sangat miring.

“Kami sepakat kalau petani dapat memasok beras ke RPK karena ikut berupaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif