Jogja
Rabu, 29 November 2017 - 12:20 WIB

Bebek Juga Perlu Diselamatkan dari Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Baid Kurnia Widhi, sedang memindahkan bebek dari kandang jaring ke kotak, di Dusun Gotakan I, Desa Gotakan, Selasa (28/11/2017).(Harian Jogja/Uli Febriarni)

“Menggiring atau mengarahkan bebek, harus sabar. Kalau tidak, bebek malah akan bubar”

Harianjogja.com, KULONPROGO-Banjir yang terjadi di sejumlah lokasi di Kulonprogo menyebabkan kandang bebek jebol. Bebek-bebek kabur dan berenang bersama di tengah banjir.

Advertisement

Kalau bebek sudah kabur, maka akan sulit untuk mengumpulkan mereka kembali agar masuk ke dalam kandang. Saat diterpa bencana banjir, tak banyak orang yang bisa dengan luangnya, menyisihkan waktu mereka untuk mengurus bebek.

Menggiring bebek kembali berkumpul dan masuk ke kandang, membutuhkan keahlian tersendiri. Apalagi dalam kondisi terkepung banjir, unggas-unggas itu bisa menjadi liar dan panik.

Di saat genting itulah, keberadaan seorang Baid Kurnia Widhi menjadi sangat dibutuhkan oleh warga. Keahliannya menjinakkan dan menangkap bebek, sangat diandalkan dalam situasi banjir.

Advertisement

Lelaki berusia 39 tahun itu, terlihat sedang membuka jaring-jaring yang menjadi tempat berkumpul ratusan bebek. Sebelumnya, bebek-bebek itu berenang menyebar di titik-titik banjir yang dalam. Namun, setelah rekan Widhi sedikit melebarkan tangannya, dan mengarahkan bebek-bebek itu ke arah jaring, maka bebek itu patuh begitu saja.

Bila biasanya Widhi hanya mengantarkan bebek-bebek milik warga, untuk digembalakan di sawah, maka kali ini jasanya dibutuhkan untuk mengumpulkan bebek dari lokasi banjir.

Dijumpai di Dusun Gotakan I, Desa Gotakan, Kecamatan Panjatan, Widhi mengaku sudah bekerja sejak pagi. Bila ditotal sampai siang hari saja, ia sudah total mengevakuasi 600 ekor bebek korban banjir.

Advertisement

“Saya menggunakan umpan bekatul dan nasi aking. Kemudian jaring yang bisa ditegakkan dengan beberapa tiang bambu, dibentuk seperti area kotak yang mengelilingi bebek,” ujar lelaki warga Tirtorahayu, Galur itu, saat ditanya perlengkapan yang ia pakai untuk mengevakuasi bebek.

Setelah bebek-bebek masuk, maka ia tinggal memindahkan bebek-bebek itu ke keranjang kotak. Kotak-kotak itu sudah disiapkan di atas mobil bak terbuka. Saat menjelaskan ini, Widhi memegang leher bebek, dan memindahkannya dari kandang jaring ke kotak yang sudah ia siapkan tadi.

Salah seorang pemilik bebek yang menggunakan jasa Widhi, yaitu Supri mengungkapkan, menangkap bebek yang lepas liar tanpa bantuan, baginya sangatlah sulit. Ia mengaku sangat membutuhkan jasa Widhi, dan rela merogok kocek Rp150.000 sampai Rp200.000

“Menggiring atau mengarahkan bebek, harus sabar. Kalau tidak, bebek malah akan bubar,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif