Jogja
Rabu, 29 November 2017 - 10:55 WIB

BADAI CEMPAKA : Ada 132 Titik Kejadian di Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menyaksikan putusnya jembatan Buk Gedhe yang menghubungkan Kelurahan Bangunjiwo dengan Kelurahan Tamantirto di Dangin, Jetis, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Rabu (29/11/2017). Jembatan ini rusak akibat terjangan banjir Selasa sore. (Harian Jogja/Desi Suryanto)

Total ada 132 titik kejadian bencana baik longsor, banjir, maupun pohon tumbang

Harianjogja.com, BANTUL-Hujan ekstrem yang menghuyur seluruh wilayah DIY pada Selasa (28/11/2017) menyebabkan bencana di Bantul. Kabupaten paling selatan ini menjadi daerah yang paling banyak terkena dampak bencana.

Advertisement

Berdasarkan data Pusdalops BPBD Bantul, total ada 132 titik kejadian bencana baik longsor, banjir, maupun pohon tumbang. Hingga Selasa malam warga, petugas dan relawan masih bersiaga mengantisipasi keadaan yang memburuk pasca hujan yang mengguyur hampir 24 jam tersebut.

Dua jembatan di Bantul yang ambrol yakni Jembatan Nagsri Pundong dan Jembatan Bibis di Kasihan. Jembatan Nangsri menghubungkan Desa Srihardono dan Seloharjo ambrol terbawa arus Sungai Opak Selasa pagi. Menurut Lurah Seloharjo, Marhadi Badrun aejak dini hari debit air Sungai Opak sudah meningkat. Jembatan selebar 1,5 meter dengan panjang sekitar 30 meter itu sebelumnya sudah mengalami kerusakan. Debit air sungai yang bertambah besar membuat tiang penyangga hanyut terbawa arus.  “Jembatan gantung itu memang sudah rusak, tapi masih dipakai oleh warga,” katanya, Selasa (28/11/2017).

Baca juga : Apa Itu Badai Cempaka? Berikut Penjelasan BMKG DIY

Advertisement

Jembatan kedua adalah Jembatan Bibis di Kasihan Bantul. Jembatan ini menjadi penghubung utama Desa Tamantirto dan Desa Bangunjiwo. Pondasi jembatan ini ambrol akibat gerusan air sungai.  Salah seorang warga setempat, Jumakir menceritakan panjang jembatan ini memang tidak sesuai dengan lebar sungai.  Terlebih lagi saat ambrol, kondisi sungai tengah meluap.  Menurutnya warga masih dapat menuju ke wilayah di seberang sungai meski harus memutar lebih jauh melalui jalan alternatif.

Manajer Pusdalops BPBD Bantul Aka Lukluk mengatakan hingga pukul 18.00 WIB tercatat ada 132 titik kejadian bencana baik banjir, longsor maupun pohon tumbang. Data tersebut menurutnya masih terus berjalan menilik hujan tidak juga berhenti hingga malam hari. Lukluk menambahkan hingga kini sudah ada warga yang mengungsi ke Desa Srimartan Kecamatan Piyungan, Desa Segoroyoso Kecamatan Pleret dan Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri.

Baca juga : Badai Tropis Cempaka Sebabkan Pohon Tumbang, Banjir, dan Longsor di DIY

Advertisement

“Untuk jumlah KK kami belum bisa pastikan. Beberapa masih terjebak di lokasi swperti di Dusun Dobongan Sriharjo Imogiri,” katanya.

Sementara itu, titik-titik longsor juga belum dapat terkondisikan. Pihak BPBD baru dapat memperingatkan masyarakat agar menjauhi titik longsor tersebut. Lukluk menyebut di beberapa titik banjir yang parah, ketinggian air mencapai 1,5 hingga tiga meter. Selain itu, Jalur Cinomati juga ditutup oleh warga setempat mengingat lokasi tersebut rawan longsor.

Lebih lanjut, Lukluk mengakui pihak BPBD menemukan kendala kekrungan peralatan dalam mengatasi kondisi ini. Pasalnya bencana terjadi pada seluruh kabupaten/kota di DIY. Sehingga peralatan dari DIY dibagi rata. “Kami sudah menerjunkan delapan perahu karet tapi masih kurang,” katanya.

Padahal perahu jadi salah satu alat terpenting karena banyak warga yang terjebak banjir dan hanya bisa dicapai dengan perahu karet. Kondisi ini dinilai merupakan yang terparah sepanjang sejarah kebencanaan Bantul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif