Jogja
Rabu, 29 November 2017 - 20:20 WIB

BADAI CEMPAKA : 2 SD Ganti KBM Jadi Kerja bakti

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SMK Negeri 1 Tanjungsari mengevakuasi perabot dan arsip penting sekolah menggunakan perahu karet saat banjir merendam sekolah mereka di Desa Kemadang, Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (28/11/2017). (Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pascabencana, seluruh SD dan SMP di Sleman tetap masuk seperti biasa pada Rabu (29/11/2017)

Harianjogja.com, SLEMAN-Pascabencana, seluruh SD dan SMP di Sleman tetap masuk seperti biasa pada Rabu (29/11/2017). Namun, dua SD di Kecamatan Prambanan mengganti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan kerja bakti membersihkan sekolah.

Advertisement

Baca juga : BADAI CEMPAKA : Puluhan Warga Prambanan Masih Mengungsi

Kedua sekolah tersebut yakni SD Muhammadiyah Bleber dan SD Negeri 1 Delegan, keduanya terletak di Sumberharjo, Prambanan. Plt Kepala Dinas Pendidikan, Arif Haryono mengatakan jika di sekolah tersebut anak-anak diminta melaksanakan kerjabakti bersama para guru.

“Semua KBM berjalan di SD dan SMP di Sleman, kecuali untuk dua sekolah itu mengganti KBM dengan kerja bakti bersih-bersih,” katanya ketika dihubungi Harianjogja.com, Rabu (29/11/2017).

Advertisement

Pelaksanaan Tes Kambali Mutu (TKM) yang sedang berjalan di SMP sejak Senin (27/11/2017) lalu tetap berjalan normal tanpa gangguan apapun termasuk di Kecamatan Prambanan. Sedangkan TKM untuk SD, Arif optimis akan tetap bisa dilaksanakan sesuai jadwal dan dimulai Kamis (30/11/2017).

Sejauh ini juga belum ada laporan mengenai kerusakan fisik terhadap bangunan baik SD maupun SMP di Sleman. Arif menghimbau para guru dan kepala sekolah untuk tetap waspada akan kemungkinan bencana yan terjadi. Selain itu, sejumlah pohon milik sekolah yang rawan rubuh juga diminta untuk dipangkas agar tidak membahayakan.

Slamet Riyadi, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Prambanan menjelaskan keputusan untuk melaksanakan aktivitas KBM seperti biasa karena menilik kondisi air yang sudah surut dan hujan yang mereda. “Pembelajaran seperti biasa, tidak ada perbedaan hanya trouble mati listrik tapi kami sudah sedia genset,” jelasnya.

Advertisement

Apabila ada siswa yang terkendala berangkat ke sekolah maka diminta untuk menyampaikan izin kepada pihak sekolah. Pihaknya juga melakukan pendataan sejumlah kerusakan yang terjadi pada bangunan sekolah. Slamet menilai kerusakan yang terjadi cukup ringan seperti ruangan yang bocor karena genteng yang bergeser dan drainase sekolah yang jebol. Selain itu, selama musim penghujan ini daerah resapan di sekolah tersebut diakuinya memang sedikit melebihi kapasitas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif