News
Selasa, 28 November 2017 - 10:00 WIB

Mengejutkan! Ini Hasil Penelitian UMS Soal Radikalisme dalam Website dan Media Sosial

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi internet (Dok/JIBI/Solopos)

Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial (PSB dan PB) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) selama September-November 2017 mengadakan penelitian.

Solopos.com, SUKOHARJO — Saat mencari pengetahuan tentang agama Islam, cara berwudlu misalnya, netizen lebih suka meng-klik atau mengakses website Islam unaffiliated dibandingkan website mainstream dan kontemporer.

Advertisement

Para pengguna Internet lebih banyak mengunjungi website Islam unaffiliated atau yang tidak terikat organisasi tertentu dibandingkan website mainstream dan kontemporer. Contoh website Islam unaffiliated adalah Portal Islam, Era Muslim, VOA-Islam, Muslim Moderat, Arrahmah, Thoriquna, Dakwatuna, Harian Amanah, dan Islam Pos.

Yang termasuk website mainstream adalah milik NU, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Wathan, sementara yang kontemporer adalah FUI, Hidayatullah, MTA, dan lainnya.

Advertisement

Yang termasuk website mainstream adalah milik NU, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Wathan, sementara yang kontemporer adalah FUI, Hidayatullah, MTA, dan lainnya.

Dengan kondisi ini maka tokoh paling populer di kalangan warganet adalah pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bachtiar Nasir.

Mereka mampu mengungguli popularitas mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Advertisement

Koordinator Tim Peneliti PSB dan PB UMS, Yayah Khisbiyah, mengatakan penelitian menyasar 17 website organisasi Islam yang dianggap mewakili kategori mainstream, kontemporer, dan unaffiliated.

“Berdasarkan hasil penelitian ternyata netizen atau warganet dalam mencari sumber berita masalah Islam, semisal Salat Idul Fitri, cara berwudlu, lebih memilih website unaffiliated,” katanya kepada Solopos.com seusai acara.

Lugas dan Tak Rumit

Advertisement

Alasannya bahasa yang digunakan lugas dan tidak rumit sehingga mudah dimengerti dibandingkan dengan portal milik NU dan Muhammadiyah yang menggunakan bahasa terlalu tinggi untuk kalangan umum.

Dari hasil penelitian terungkap jumlah pengunjung portal Era Muslim tercatat sebanyak 9,5 juta, sedangkan NU online hanya 2,1 juta.

“Karena yang sering dibuka adalah portal website unaffiliated maka tokoh yang populer adalah Habib Rizieq,” kata dia.

Advertisement

Untuk itu, Yayah yang juga Direktur Eksekutif PSB dan PB UMS mengimbau NU dan Muhammadiyah memperbaiki cara dakwah di media online agar lebih mudah diterima masyarakat, terutama generasi muda.

“NU dan Muhammadiyah agar meningkatkan kualitas konten yang memberikan nilai-nilai keadilan, perdamaian, serta resolusi konflik tanpa kekerasan,” sarannya.

Sementara itu, salah seorang peneliti dari PSB dan PB, Yeni Prastiwi, mengungkapkan pengertian radikalisme dalam penelitian tidak mengarah kepada terorisme. “Radikalisme dalam arti menginginkan perubahan yang ekstrem,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif