SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla seusai mencoblos di TPS 3 Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (15/2/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A)
Wapres Jusuf Kalla (JK) menilai Airlangga Hartarto adalah sosok paling pas untuk menggantikan Setya Novanto.
Solopos.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto adalah sosok yang paling ideal untuk memimpin Partai Golkar saat ini.
Menurut Wapres JK, dari semua nama yang beredar untuk menggantikan Setya Novanto sebagai Ketua Umum, Airlangga adalah sosok yang paling tidak bermasalah atau bersih dari persoalan hukum.
“Prinsip saya sederhana, kalau mau Munaslub pilihlah tokoh Golkar yang memenuhi syarat. Syarat itu banyak misalnya pernah jadi pengurus minimal 5 tahun, tentu orangnya baik dan mengabdi sama partai,” katanya, di Kantor Wakil Presiden, Selasa (28/11/2017).
Wapres JK menambahkan bahwa tokoh tersebut juga haruslah orang yang dapat diterima semua pihak. Menurut Wapres, Airlangga memenuhi semua persyaratan itu.
“Salah satunya syaratnya ialah paling kurang masalahnya. Diantara semua calon yang muncul, saya kira Airlangga yang paling kurang masalahnya. Artinya tidak pernah berurusan dengan KPK, kejaksaan atau apapun tidak pernah,” jelasnya. Baca juga: Saat Menabrak, Kecepatan Mobil Setya Novanto Cuma 21 Km/jam.
Adapun, Wapres menilai tidak masalah apabila nantinya Airlangga tetap menjalankan tugasnya sebagai menteri namun merangkap sebagai Ketua Umum partai berlambang pohon beringin tersebut.
“Dulu saya wapres juga ketua partai, tidak apa-apa wapres aja. Pak SBY, Ibu Mega, semua ketua partai, dia malah jadi Presiden,” ujarnya.
Belakangan ini, sejumlah nama digadang-gadang cocok untuk menggantikan Ketua Umum Golkar Setya Novanto yang kembali ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Sejumlah nama yang menyeruak yakni Ade Komarudin, Azis Syamsudin, Bambang Soesatyo, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Kemarin, Airlangga sendiri menyatakan telah meminta restu kepada Presiden Jokowi dan direstui untuk maju dalam pemilihan pergantian pimpinan Golkar.