Soloraya
Selasa, 28 November 2017 - 22:15 WIB

BANJIR KLATEN : Limpasan Kali Dengkeng Genangi 8 Desa di Bayat

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Air menggenangi permukiman di Desa Talang, Kecamatan Bayat, Klaten, Selasa (26/11/2017). (Istimewa/Edy Purnomo)

Delapan desa di Kecamatan Bayat, Klaten, tergenang air limpasan Kali Dengkeng.

Solopos.com, KLATEN — Air limpasan Kali Dengkeng akibat hujan deras yang mengguyur Klaten, Selasa (28/11/2017), menggenangi delapan desa di Kecamatan Bayat. Sebagian warga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga karena rumah mereka digenangi air hingga setinggi 60 sentimeter.

Advertisement

Kedelapan desa itu yakni Paseban, Beluk, Kebon, Krikilan, Jotangan, Wiro, Talangrejo, dan Talang. Di permukiman masing-masing desa, ketinggian air bervariasi antara 60 sentimeter-70 sentimeter bahkan ada yang satu meter di jalan-jalan.

“Yang genangannya paling tinggi di Dukuh Kunan, Desa Kebon. Enggak ada evakuasi, hanya menumpang ke tempat tetangga,” kata Camat Bayat, Edy Purnomo, saat dihubungi Solopos.com, Selasa malam. (Baca: Tiga Tanggul Jebol Bikin Puluhan Hektare Sawah Terendam Banjir)

Edy mengatakan air yang menggenangi permukiman berasal dari limpasan Kali Dengkeng yang melintasi Kecamatan Bayat. Secara terperinci, lokasi limpasan tersebar di delapan desa, meliputi Paseba dua lokasi, Beluk tiga Lokasi, Kebon tiga lokasi, Krikilan dua lokasi, Jotangan tiga Lokasi, Wiro lima lokasi, Talangrejo dua lokasi, dan Talang dua lokasi.

Advertisement

“Limpasan di Talang tidak meluas ke Kecamatan Cawas karena limpasan mengarah ke utara ke Dukuh Karangwetan. Dahulu, limpasan mengarah ke Cawas karena tanggul jebol dan mengarah ke selatan,” urai dia.

Langkah antisipasi dan penanganan dilakukan dengan memasang karung berisi tanah guna meninggikan tanggul di Dukuh Ngasinan, Desa Talangrejo. Ia juga membentuk posko siaga bencana di Kantor Kecamatan Bayat.

“Kami mengimbau para sukarelawan agar lebih intens memonitor lokasi-lokasi terdekat dengan limpasan air Kali Dengkeng. Kami juga terus berkoordinasi dengan BPBD untuk antisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi,” kata Edy.

Advertisement

Kepala Desa Paseban, Eko Triraharjo, mengatakan sebanyak 5-7 keluarga di Dukuh Pandean RT 023/RW 017, Desa Paseban, Bayat, terpaksa menumpang ke rumah tetangga yang posisinya lebih tinggi. Ketinggian air di dukuh itu mencapai satu meter.

“Jika hujan semakin deras dan air meninggi, ada sekitar 30 keluarga di dukuh itu yang bakal dievakuasi ke pendapa Paseban,” kata Eko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif