Jogja
Jumat, 24 November 2017 - 02:20 WIB

Nglambor Jadi Desa Pangan Organik Lestari, Ini Keunggulannya

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan), Agung Hendriadi (paling kanan, memegang sayur], usai mendeklarasikan Kawasan Rumah Pangan Lestari Kelompok Wanita Tani (KRPL KWT) Seruni Menoreh Indah, di Dusun Nglambor, Desa Sidoharjo sebagai Desa Pangan Organik Lestari, Kamis (23/11/2017). (Harian Jogja/Uli Febriarni)

“Pendapatan warga setelah ada program Kawasan Rumah Pangan Lestari juga meningkat”

Harianjogja.com, KULONPROGO-Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) mendeklarasikan Kawasan Rumah Pangan Lestari Kelompok Wanita Tani (KRPL KWT) Seruni Menoreh Indah, Dusun Nglambor, Desa Sidoharjo sebagai Desa Pangan Organik Lestari.

Advertisement

Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi mengatakan, selama ini BKP memiliki sejumlah program pengentasan daerah yang termasuk dalam ketegori rentan bahan pangan. Salah satunya dengan mengembangkan KRPL di desa-desa di banyak daerah. Menurut dia, dengan masyarakat berswadaya memproduksi bahan pangan, paling tidak warga tidak lagi kesusahan mendapatkan bahan pangan.

Adanya KRPL bisa memberikan asupan pangan bergizi dan seimbang bagi masyarakat. Dengan demikian, nutrisi keluarga juga terpenuhi. Lebih dari itu, KRPL diharapkan bisa menjamin ketersediaan pangan di desa-desa dan mendorong kesejahteraan warga setempat.

“Program kami di Nglambor tahun depan adalah pengembangan. Nanti setelah berjalan tahun ketiga diharapkan sudah bisa mandiri, saya janji tahun depan akan didanai lagi untuk pengembangan,” ungkapnya di sela-sela deklarasi, Kamis (23/11/2017).

Advertisement

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta (BKPP DIY) Arofah Noor Indriyani mengungkapkan, saat ini sudah terjadi penurunan jumlah desa rentan bahan pangan di DIY. Sebelumnya, ada 16 desa rentan bahan pangan di DIY, tetapi kini tinggal 10 desa. Desa rentan bahan pangan itu tersebar di tiga kabupaten. Rinciannya tiga desa di Gunungkidul, tiga desa di Bantul, dan empat desa di Kulonprogo.

Ketua KRPL KWT Seruni Menoreh Indah Puji Wanti menjelaskan, sebenarnya kelompok KWT di Nglambor sudah terbentuk pada 2000. Namun KWT Seruni Menoreh Indah baru mulai menjadi KRPL pada 2017. Awal tahun ini, pihaknya mendapatkan bantuan Rp15 juta untuk kebun bibit dan optimalisasi pekarangan anggotanya. Hasilnya sekarang ini pekarangan warga banyak ditanami sayuran, seperti cabai, terong, sawi, brokoli, bawang merah, ketela dan masih banyak lagi.

“Pendapatan warga setelah ada program KRPL juga meningkat. Ibu-ibu yang awalnya tidak memiliki pendapatan tetap, sekarang bisa bantu suami,” ujarnya.

Advertisement

Kepala Bidang Pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Trenggono mengatakan, sebelumnya Kulonprogo memiliki total 36 desa rawan pangan, tetapi jumlah tersebut menurun tajam. Pemkab meyakini, KRPL mampu mengatasi rawan pangan di Kulonprogo. Pemerintah Kabupaten sedianya menambah lagi jumlah KRPL tersebut, baik menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) maupun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di tahun-tahun mendatang.

Desa rawan pangan muncul disebabkan tingkat kemiskinan yang tinggi di suatu wilayah. Kendati persoalan kemiskinan memang hanya bisa diatasi secara lintas sektor, KRPL adalah salah satu langkah dari Dinas Pertanian dan Pangan. Untuk mampu menjawab persoalan kerawanan pangan di desa, dengan bujet yang tidak memberatkan masyarakat.

Ia menambahkan, selama ini dinas telah membangun KRPL sebanyak 30 unit. Terdiri dari 25 KRPL dibangun dengan menggunakan APBN dan lima KRPL menggunakan APBD. “Mengingat manfaat dan dampak positif yang muncul lewat KRPL ini, pada 2018 Pemkab menargetkan menambah 15 KRPL. Rinciannya 10 KRPL dibangun menggunakan APBD, sisanya lewat APBN,” terangnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif