Jogja
Kamis, 23 November 2017 - 20:55 WIB

Sedang Masak Saat Rumah Ambruk, Ngatiyem Terluka

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah roboh (JIBI/Solopos/Dok)

Ngatiyem tidak sempat menyelamatkan diri karena saat kejadian sedang memasak di dapur

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Tanjungsari menyebabkan sebuah rumah roboh. Seorang penghuni rumah yang tak sempat menyelamatkan diri mengalami luka karena tertimpa reruntuhan rumah.

Advertisement

Rumah milik Edi Susanto di Dusun Sumuran, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, roboh pada Kamis (23/11/2017) pagi sekitar pukul 09.45 WIB. Salah seorang warga yang menjadi saksi mata Muhammad Syahrid mengatakan, kejadiaan ambruknya rumah tersebut sangat cepat. Hal itu membuat satu di antara empat penghuni rumah tersebut tidak sempat menyelamatkan diri.

Penghuni yang tidak sempat menyelamatkan diri dari reruntuhan rumah yang ambruk adalah Ngatiyem. “Kejadiannya sangat cepat, sehingga [Ngatiyem] tidak sempat menyelamatkan diri karena saat kejadian sedang memasak di dapur,” kata Syahrid, Kamis.

Perempuan berusia 80 tahun itu mengalami luka di bagian kepala karena tertimpa reruntuhan rumah. Ia juga sempat menjalani rawat jalan di RSUD Wonosari. Sementara itu, anggota Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Marjono mengatakan, robohnya rumah tersebut selain karena hujan dan angin juga karena rumah sudah lapuk. Meskipun pada waktu kejadian angin tidak bertiup kencang, rumah langsung roboh.

Advertisement

Selain menimbulkan korban luka kejadian tersebut juga membuat sejumlah perabot rumah tangga rusak. Oleh karena itu kerugian diperkirakan mencapai belasan juta rupiah. “Anggota FPRB, BPBD dan masyarakat langsung melakukan kerja bakti, untuk evakuasi bangunan rumah yang sudah hancur,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul Sutaryono mengatakan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), awal musim penghujan jatuh pada akhir November. Intensitas hujan diperkirakan cukup tinggi dan dapat menimbulkan potensi bencana di sejumlah wilayah.

“Perlu diwaspadai karena sangat berpotensi terjadi cuaca buruk yang bisa mengakibatkan bencana seperti angin kencang dan juga tanah longsor,” kata dia, Sabtu (18/11/2017).

Advertisement

Jika menilik kejadian pada tahun lalu, potesi angin kencang dapat terjadi hampir di seluruh wilayah kecamatan di Gunungkidul. Beberapa kali angin kencang mengakibatkan pohon tumbang dan rumah roboh. Teranyar, pada Kamis (16/11/2017), angin kencang sudah terjadi dan merobohkan pohon kemudian mengahalangi jalan dan menimbulkan kemacetan di Desa Ngipak, Kecamatan Karangmojo.

Masyarakat diminta waspada ketika tanda-tanda angin kencang terjadi. “Biasanya angin kencang diawali dengan cuaca panas diikuti mendung tebal. Ketika melihat seperti itu hendaknya segera mengambil langkah-langkah seperti yang telah disimulasikan selama ini,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif