News
Kamis, 23 November 2017 - 01:00 WIB

Pariwisata Sumber Baru Devisa Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Tika Sekar Arum  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wisatawan mengunjungi pura di tengah laut di, Pura Tanah Lot, Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (26/12/2015). Sepanjang libur Natal kunjungan wisatawan mengalami lonjakan yang signifikan dari 7.000 orang per hari menjadi 23.500 orang per hari. Jumlah wisatawan diperkirakan terus meningkat hingga pergantian tahun. (JIBI/Solopos/Antara/Wira Suryantala)

Pariwisata bisa menjadi sumber baru devisa negara karena potensi untuk berkembang sangat besar.

Jakarta, Solopos,com — Pariwisata bisa menjadi sumber baru devisa negara karena potensi untuk berkembang sangat besar. Sumbangan sektor pariwisata meningkat signifikan sejak 2014.

Advertisement

Untuk itu, Bank Indonesia (BI) mendorong pengembangan pariwisata dan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition).

Deputi Gubernur Senior (DGS) BI, Mirza Adityaswara, menyampaikan kinerja ekspor komoditas, seperti kelapa sawit, batubara, dan karet memang terus membaik. Namun, Indonesia tidak bisa terus bergantung pada ekspor tersebut karena pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebagai negara pengimpor batu bara terbesar terkoreksi. Negara itu pun mulai beralih ke sumber energi alternatif.

Sektor pariwisata berperan menjaga surplus neraca pembayaran sejak 2012. Dari tiga penyumbang neraca pembayaran, hanya tourism yang berkontribusi positif, sedangkan current account dan services negatif. Sejak saat itu sumbangan sektor pariwisata terus meningkat dengan kenaikan signifikan mulai 2014.

Advertisement

Kontribusi sektor pariwisata terhadap cadangan devisa mencapai US$13,7 juta. Namun, dibandingkan negara tetangga, kontribusi pariwisata Indonesia relatif rendah, misalnya Malaysia (US$18,1 miliar), dan Singapura (US$18,4 miliar).

“Cadangan devisa sampai Oktober mencapai US$126,5 miliar atau cukup untuk 8,6 bulan impor. Jumlah ini juga merupakan yang paling tinggi sejak 2010. Sebelum 2010 berada di bawah US$100 Miliar. Kenaikan cadangan devisa tersebut salah satunya disumbang dari pariwisata,” ujar Mirza kepada wartawan di Grand Sahid Jaya, Senin (20/11/2017).

Pariwisata perlu dikembangkan karena Indonesia memiliki banyak potensi. Sektor ini memiliki multiplier effect karena mampu menyerap banyak tenaga kerja dan berdampak pada bisnis lainnya.

Advertisement

“Bali tidak memiliki kelapa sawit maupun batu bara serta industri besar, tapi pariwisata sangat berkembang pesat sehingga perekonomian mampu tumbuh 6,5%. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan Bali baru supaya tidak terlalu tergantung ke komoditas tambang dan minyak, kecuali daerah yang memang unggul di bidang pertambangan bisa tetap dikembangkan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif