Soloraya
Kamis, 23 November 2017 - 15:35 WIB

Pangkalan Karanganyar Diminta Layani Tukar Gas Melon ke Bright Gas mulai Bulan Ini

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bright gas atau elpiji kemasan tabung isi 5,5 kg produksi PT Pertamina. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Agen dan pangkalan dipersiapkan untuk menghadapi kebijakan distribusi elpiji bersubsidi secara tertutup.

Solopos.com, KARANGANYAR — Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (HIswana Migas) Soloraya meminta pangkalan dan agen elpiji melayani dan melaksanakan program penukaran elpiji 3 kg ke bright gas 5,5 kg mulai bulan ini.

Advertisement

Hal itu disampaikan Hiswana Migas Soloraya saat sosialisasi di hadapan para pemilik pangkalan dan agen elpiji di Gedung Wanita Karanganyar, Kamis (23/11/2017). Acara ini merupakan bagian dari upaya Hiswana Migas dan Pertamina untuk menyiapkan agen dan pangkalan menghadapi kebijakan penyaluran elpiji bersubsidi secara tertutup. (Baca: Gas Melon Langka, Polisi dan Camat Colomadu Sidak ke Agen)

Sesuai kebijakan tersebut, elpiji bersubsidi alias elpiji 3 kg hanya bisa diakses warga miskin. Ada kemungkinan warga miskin akan dibekali kartu kendali untuk mengontrol pembelian elpiji bersubsidi agar tepat sasaran.

Advertisement

Sesuai kebijakan tersebut, elpiji bersubsidi alias elpiji 3 kg hanya bisa diakses warga miskin. Ada kemungkinan warga miskin akan dibekali kartu kendali untuk mengontrol pembelian elpiji bersubsidi agar tepat sasaran.

Tetapi, pemerintah pusat belum mengumumkan siapa warga termasuk kategori miskin tersebut hingga kini. Ketua Hiswana Migas Soloraya, Suwardi Hartono Putro, menyampaikan untuk mendukung kebijakan pemerintah tersebut, PT Pertamina meluncurkan program baru penukaran tabung elpiji 3 kilogram (kg) atau melon ke bright gas 5,5 kg.

Dua tabung elpiji melon kosong ditambah Rp104.000 atau tiga tabung elpiji melon kosong ditukar satu tabung bright gas 5.5 kg isi. Program itu berlaku hingga akhir tahun.

Advertisement

Suwardi menjelaskan pelaksanaan kebijakan itu untuk mempersiapkan masyarakat apabila kebijakan distribusi elpiji bersubsidi dilaksanakan secara tertutup. “Di Indonesia itu informasinya yang dapat subsidi 26 juta orang secara nasional. Sisanya bukan subsidi. Apabila beli elpiji 3 kilogram ya membeli harga elpiji per kilogram. Soal harga menunggu pemerintah pusat,” ungkap dia.

Dia berharap pangkalan dan agen mematuhi aturan apabila kebijakan pembatasan subsidi sudah berlaku. Menurut Suwardi, ketidakpatuhan pangkalan dan agen akan menyebabkan kekurangan stok elpiji. Dia berharap pangkalan jeli membaca kontrak yang diberikan agen masing-masing.

Dia juga mengingatkan pangkalan tertib administrasi dan melengkapi sarana dan prasarana. Dia memberi contoh kelengkapan pangkalan adalah papan nama dan timbangan. Langkah itu untuk menghadapi audit pangkalan. Pangkalan yang nakal akan mendapatkan pemutusan hubungan operasional (PHO).

Advertisement

Hal senada disampaikan Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Karanganyar, Budi Supriyono. Dia menyampaikan Karanganyar memiliki 13 agen dan 1.690 pangkalan. Budi menuturkan distribusi elpiji bersubsidi tidak tepat sasaran. Elpiji melon tidak hanya dimanfaatkan warga miskin. Dia mencontohkan dirinya.

“Saya punya 3 kilogram di samping 12 kilogram dan 5,5 kilogram. Itu enggak boleh [3 kilogram]. Memang gampang mendapatkan 3 kilogram ketimbang tabung lain. Rapat di DIY untuk wilayah Jateng-DIY distribusi elpiji subsidi akan dilaksanakan tertutup. Yang bisa beli elpiji melon hanya keluarga miskin,” tutur Budi saat memberikan sambutan.

Dia juga mengingatkan sejumlah golongan profesi tidak boleh memanfaatkan elpiji melon. Beberapa di antaranya aparatur sipil negara (ASN), TNI/Polri, pengusaha warung makan dan restoran, dan lain-lain. Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menekankan Pemkab Karanganyar sudah membuat surat edaran perihal larangan bagi ASN menggunakan elpiji bersubsidi.

Advertisement

“Saya buat SE, ASN kuwi wong [itu orang] mampu. Ora entuk tuku tiga kiloan [tidak boleh beli elpiji melon]. Nek enek sing nekat, malah SMS na aku [kalau ada yang nekat, kirim SMS ke saya]. Itu menyebabkan distribusi macet. Itu mengawasinya susah. Pangkalan rada greteh. Kalau nekat itu mengurangi jatah warga kurang mampu. Masyarakat jangan sampai kesulitan,” tutur dia.

Sementara itu, para pemilik pangkalan se-Kabupaten Karanganyar datang dan mengikuti pembinaan hingga selesai. Salah satunya, pemilik pangkalan Nur Hidayah di Bulurejo, Gondangrejo, Nur Hidayati.

Dia mengaku sudah menyediakan bright gas ukuran 5,5 kilogram. Tetapi tidak banyak warga yang membeli. Warga lebih memilih elpiji melon.

“Saya sudah sediakan. Tetapi rata-rata yang datang itu hanya tanya harga. Enggak beli. Lebih laku yang melon. Sejauh ini pasokan lancar. Saya dapat 50 tabung per pekan,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com.

Anak pemilik salah satu pangkalan di Karanganyar Kota, Widi, mengaku belum menyediakan tabung elpiji bright gas 5,5 kg. Pangkalannya akan menyediakan bright gas 5,5 kg apabila ada pesanan pembeli.

“Pangkalan milik ibu saya dapat 30-40 tabung satu pekan dua kali. Enggak sedia elpiji 5,5 kilogram. Kalau ada yang pesan saja, baru disediakan.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif