Jogja
Kamis, 23 November 2017 - 18:55 WIB

Jalur Khusus untuk Trans Jogja, Mungkinkah?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bus baru Trans Jogja berwarna biru siap mengaspal, Rabu (25/5/2016). (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Bus Trans Jogja perlu langkah inovasi agar tidak semakin ditinggalkan masyarakat

Harianjogja.com, JOGJA– Bus Trans Jogja perlu langkah inovasi agar tidak semakin ditinggalkan masyarakat.

Advertisement

Kepala UPT Trans Jogja Dinas Perhubungan DIY Sumariyoto khawatir jika situasi ini terus dibiarkan, Trans Jogja akan punah dengan sendirinya. Solusi terbaik yang bisa dipikirkan oleh Sumariyoto adalah adanya lajur khusus.

Namun hal ini bukan tanpa resiko mengingat jalan di perkotaan Jogja yang tidak terlalu lebar. Ketika lajur itu bisa diwujudkan, maka kemacetan akan semakin parah.

“Tapi saya berpikiran terbalik, saya berpedoman pada Pancasila yakni mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, dengan demikian kendaraan umum harus diutamakan walaupun harus mengorbankan kendaraan pribadi. Justru dengan seperti itu, orang akan malas naik kendaraan pribadi dan memilih Trans Jogja. Cuman itu butuh proses berat,” ujarnya di Kantor Dinas Perhubungan DIY, Jalan Babarsari, Rabu (22/11/2017).

Advertisement

Wacana tersebut, sebelumnya juga sudah pernah ia sampaikan. Tujuannya mempercepat waktu tempuh agar penumpang yang menunggu di halte tidak terlalu lama.

Sumariyoto mengatakan, waktu tempuh paling lama maksimal adalah 15 menit, tapi untuk beberapa jalur, seperti Gamping- Balaikota misalnya, waktu tunggu mencapai 45 menit. Bus yang sedikit dan lalu lintas padat dianggap sebagai biang kerok.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Sumariyoto mengatakan telah mengajukan tender untuk jasa konsultasi di Unit Layanan Pengadaan (ULP) DIY. Hal ini dilakukan karena nominal proyek itu berada di atas angka 100 juta sehingga harus melalui sistem lelang, tidak bisa asal tunjuk. Namun, sayang pelelangan itu gagal.

Advertisement

“Karena yang memasukkan penawaran, tenaga ahlinya sama. Misalnya, tenaga ahlinya mengunakan a, perusahan lain si a, itu engggak boleh. Kami butuh seorang doktor yang berpengalaman di bidang transportasi selama lima tahun. Enggak mudah menyelesaikan lajur khusus. Saya butuh lokasinya dimana saja yang potensial, dampaknya apa saja. Resikonya apa saja, rekomendasinya apa saja,” terangnya sambil mengatakan akan melakukan pengajuan kembali di tahun berikutnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif