Jogja
Kamis, 23 November 2017 - 09:40 WIB

Ada Kawasan Pengembangan Iptek di Pelosok Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Produk hasil olahan tepung mocaf ditampilkan saat seminar sinergi bersama untuk pengembangan Kecamatan Rongkop sebagai kecamatan iptek di Bangsal Sewoko Projo, Kecamatan Wonosari, Rabu (22/11/2017) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Rongkop dicanangkan sebagai pusat pengembangan iptek.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Kecamatan Rongkop dicanangkan menjadi pusat pengembangan ilmu pengentahun dan teknologi (Iptek) oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Hasil pengembangan iptek diharapkan mampu menjadi daya dukung pengembangan wisata di Gunungkidul.

Advertisement

Kepala Badan Perencananan dan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Gunungkidul, Sri Suhartanta mengatakan pemilihan Kecamatan Rongkop sebagai pusat pengembangan iptek karena wilayah tersebut dinilai potensial. Terlebih sebelumnya Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (BPTBA-LIPI) telah banyak melakukan kegiatan di Rongkop, sebagai bagian dari program iptek di daerah (Iptekda).

“Kecamatan Rongkop memiliki potensi, dan kami ingin memberikan dukungan kepada sektor pariwisata. Sehingga nanti ketika ada pengembangan pariwisata, kecamatan Rongkop sudah memiliki daya dukung yang baik,” ujarnya, Rabu (22/11/2017).

Untuk itu kini sudah ada delapan desa di Kecamatan Rongkop yang ditentukan menjadi pengembangan iptek terpusat. Setiap desa nantinya akan memiliki produk unggulan yang berasal dari pengembangan teknologi hasil kerjasama dengan BPTBA-LIPI.

Advertisement

“Contohnya itu di Desa Petir yang khusus akan mengembangkan batik, terus di Desa Semugih akan mengembangkan alih teknologi bioproses mocaf dengan starter lactobacilus plantarum. Sedangkan di Desa Karangwuni khusus memiliki produk olahan jenang yang tahan lama lebih dari tiga hari” kata dia.

Namun demikian, masyarakat tidak dapat hanya bergantung melalui hasil olahan produk tertentu saja. Oleh karena itu diperlukan dukungan pengembangan iptek agar masyarakat tetap berdaya. Salah satunya adalah dengan daya dukung pengembangan teknologi perternakan dan pertanian.

Sementara itu salah seorang peneliti dari BPTBA-LIPI, Yuniar Khasanah mengatakan alih teknologi bioproses mocaf merupakan salah satu upaya mencapai ketahanan pangan. Dengan potensi hasil pertanian khususnya singkong yang melimpah di Kecamatan rongkop dinilai mampu menciptakan diversifikasi pangan lokal non beras.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif