Jogja
Rabu, 22 November 2017 - 23:20 WIB

KISAH SUKSES : 5 Prinsip Menjadi Pemimpin Ala Dirut PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Edi Soetijono berbincang dalam program The Captain di Radio Star Jogja FM pada Senin (21/11/2017) yang dipandu oleh Redaktur Pelaksana Harian Jogja, Nugroho Nur Cahyo. (Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo)

Direktur Utama PT. Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edi Soetijono menceritakan karirnya

Harianjogja.com, JOGJA-– Selama satu jam, Direktur Utama PT. Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edi Soetijono menceritakan karirnya selama menjadi orang nomor satu di Candi Hindu Budha.

Advertisement

Hal ini dilakukan saat menjadi bintang tamu dalam program The Captain di Radio Star Jogja FM pada Senin (21/11/2017) yang dipandu oleh Redaktur Pelaksana Harian Jogja, Nugroho Nurcahyo.

Ketika ditanya Nugroho Nurcahyo terkait nama PT yang ia pimpin sangat panjag Edi mengatakan nama persero yang ia pimpin memang cukup panjang dan mungkin susah untuk diingat, tetapi sesuatu kesulitan tersebut menurut Edi akan menghasilkan sesuatu yang berakhir indah.

Advertisement

Ketika ditanya Nugroho Nurcahyo terkait nama PT yang ia pimpin sangat panjag Edi mengatakan nama persero yang ia pimpin memang cukup panjang dan mungkin susah untuk diingat, tetapi sesuatu kesulitan tersebut menurut Edi akan menghasilkan sesuatu yang berakhir indah.

Dengan panjangnya nama tersebut, Edi coba membranding dengan nama TWC. “TWC ini coba kita kemas sedemikian rupa agar lebih bisa diingat stakeholder. Kita juga coba jadikan TWC ini jadi sebuah slogan akronim yang menjadi Together We Can,” ujar pria yang juga bergelut di bisnis kreatif Dagadu Jogja.

Menurutnya seorang pemimpin itu bisa berdiri bukan karena orang itu hebat, tetapi menurutnya pemimpin bisa berdiri karena dicintai oleh timnya, dan pemimpin juga mencintai timnya. Hal itulah yang coba diterapkan di perusahaan.

Advertisement

Kedua karena setiap orang punya obsesi jadi harus punya perencanaan. Dia mencontohkan jika ingin jadi dokter ya sekolah dokter bukan hukum. Ketiga, belajar, yang terkait obsesi saya, tapi hal tersebut mungkin juga ada kurang baik pula menurutnya. Sesuatu yang bukan obsesi dirinya jadi kurang menarik untuk ia pelajari.

“Ini saya tanamkam pula pada tim saya, karena belajar adalah cara kita melakukam jumping itu dengan belajar, contoh pada kepolisian atau TNI kalau lulusan SMA pangkat sersan kalau mau belajar sebentar lagi perwira pertama, letnan kan. Itu kan jauh,” ujarnya.

Selanjutnya dikatakan olehnya, bekerja kerja keras. Dia akan bekerja keras sesuai obsesinya, walaupun ia terkadang sadar hal tersebut tidak disukai lingkungannya atau temannya. Edi mencontohkan ketika ia makan maupun berlibur tetap obrolannya seputar pekerjaan.

Advertisement

Terakhir adalah yang paling utama. “Bagi saya penting kita harus menjadi juara, hakekatnya kita adalah juara. Jangan sampai ada orang kecil hati karena merasa kurang mampu padahal kita semua sama. Saya selalu aja teman-teman di tim saya untuk menjadi juara,” kata Edi.

Dengan hal-hal tersebut BUMN yang ia pimpin tersebut menempati peringkat sembilan berkinerja terbaik. Dalam dua tahun TWC meraih laba perusahaan hampir 100%.

Namun dikatakan olehnya pula perusahaan yang ia pimpin tidak hanya mencari keuntungan, namun juga memiliki peran sosial terutama untuk masyarakat sekitar tempat wisata tersebut.

Advertisement

Hal tersebut diwujudkan nyata oleh pria yang berlatar pendidikan arsitek dan menggemari masalah wisata dan aktif dalam berorganisasi selama kuliah tersebut dengan mengembangkan kawasan disekitaran Borobudur yang dikatakan sebagai kawasan  miskin. Dia bersama timnya coba memberi terobosan solusi untuk pengentasan kemiskinan kawasan tersebut, dengan membentuk Balai Ekonomi Desa (Balkondes).

Balkondes sendiri dikembangkan bersama-sama dengan pemerintah desa. Dimana pemerintah desa menyiapkan tanah yang ada lalu bangunan, sistem dan pengelolaan pihaknya mendampingi.

Hal tersebut juga diwujudkan dengan BUMDes yang dimana melibatkan masyarakat sekitar mengembangkan usaha home industry nya.

Selain itu dia juga bekerjasama dengan warga memanfaatkan rumah-rumah warga untuk mendapat nilai lebih dengan menyulap menjadi home stay. Sedikit berbeda dengan Balkondes, untuk homestay tanah milik pribadi serta bangunan juga, namun TWC tetap membantu dalam pendanaan dengan pinjaman lunak. Dia berharap dengan hal tersebut memajukan kesejahteraan masyarakat sebagaimana mestinya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif