Jogja
Rabu, 22 November 2017 - 15:40 WIB

Ini Curhat Gandung Pardiman soal Nasib Golkar Pasca Papa Lengser

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gandung Pardiman (Istimewa/Gandung Pardiman Center)

Kekosongan ketua umum Golkar jangan jadi bancakan.

Harianjogja.com, JOGJA–Ketua Dewan Pertimbangan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar DIY Gandung Pardiman menyatakan, selepas mundurnya Setya Novanto dari jabatan Ketua Umum, semua kader harus menjaga kekompakan. Ia juga meminta kekosongan jabatan tersebut jangan sampai menjadi arena bancakan yang memecah belah.

Advertisement

Gandung meminta, setelah mundurnya Setya Novanto sejak ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), para elite Golkar agar tidak ribut berebut kekuasaan, apalagi hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

“Golkar itu sudah terlanjur terjebak maka harus waspada dengan berbagai jebakan internal mapupun eksternal. Harapan kader di seluruh Indonesia, badai segera berlalu jangan ada lagi timbul badai susulan akibat ulah elite yang egois. Yang tidak menjunjung marwah dan kepentingan partai,” ungkap Gandung Pardiman Selasa (21/11).

Pengisian jabatan ketua umum, sebutnya, haruslah
melalui mekanisme musyawah nasional luar biasa (Munaslub). Kalau dilakukan di luar itu, maka tidak sah. Ia meminta agar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar tidak gegabah dalam menyikapi hal ini dan jangan sampai menjadikan kekosongan kursi ketua umum sebagai arena bancakan orang rakus yang membuat Golkar terpecah belah.

Advertisement

Ia mengatakan, upaya tersebut sudah tampak dengan adanya wacana pengisian jabatan menggunakan Pelaksana tugas hingga 2019 nanti.

Mantan Ketua DPD Golkar DIY itu menilai, dalam situasi saat ini, peran daerah sangat penting, karena itulah daerah harus mencermati dan mewaspadai betul sepak terjang pihak-pihak yang tidak menjunjung tinggi kepentingan partai. Selain itu, ia meminta setiap DPD Golkar untuk hati-hati menyikapi permasalahan ini.

Seperti diketahui, mundurnya Setya Novanto dari jabatan Ketua Umum Golkar disampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP Golkar Idrus Marham. Novanto yang dijuluki Papa itu ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan KTP elektronik oleh KPK.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif